Mohon tunggu...
Azada Addin
Azada Addin Mohon Tunggu... -

Menulis untuk berbicara bebas dalam pikiran, berselancar di tengah gelombang ketidakpastian, namun di tengah keterbukaan, supaya jujur hati ini sehingga bersih pula jiwa ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepanikan Manajemen Birokrasi, Wagub Aceh ditegor

18 Juli 2012   02:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1342579991932826116

[caption id="attachment_201203" align="alignnone" width="600" caption="Yang ditegor dan yang menegor (sumber:serambi.com)"][/caption]

Kemarin, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mendapat teguran keras dari Ketua Komisi VII DPR Soetan Bhatoegana Siregar akibat dirinya sibuk "berurusan" dengan telepon genggam miliknya. Tak hanya itu, Muzakir juga datang terlambat sekitar 1 jam lebih dalam menghadiri pertemuan dengan rombongan DPR RI itu untuk  membahas persoalan pengelolaan gas dan minyak bumi.

Peristiwa ini memang cukup memalukan, setelah komitmen Muzakkir Manaf kemarin kepada staf birokrasi dan PNS Aceh yang menyatakan bahwa dirinya dan semua perangkat birokrasi merupakan "budak" /pelayan dari 4 juta rakyat Aceh. Meskipun Muzakkir Manaf telah beralasan bahwa dirinya "kerepotan" dengan adanya 10 pertemuan penting dalam melayani masyarakat sebagaimana komitmen yang telah disampaikan sebelumnya.

Kepanikan Manajemen Birokrasi

Saya menilai ini adalah pengalaman pertama Mantan Panglima GAM ini duduk dalam birokrasi yang terbilang sangat padat jadwal dan sensitif dalam menentukan skala prioritas. Padatnya jadwal tentunya dapat diatur dengan menempatkan skala prioritas untuk didahulukan. Seorang Wagub tentunya memiliki staf/pembantunya dalam menyiapkan dan mengatur hal tersebut agar setiap kegiatan dapat diikuti oleh Wagub, tidak hanya tepat dalam hal waktu namun juga cermat dalam membicarakan persoalan yang terjadi dalam setiap pertemuan. Dalam sistem birokrasi sendiri, sudah sewajarnya "tamu jauh" rombongan Soetan Batoegana patut ditempatkan dalam skala prioritas untuk didahulukan, karena saya meyakini rencana kedatangan rombongan Soetan tidak dilakukan secara mendadak, sehingga bukan tidak mungkin Wagub Aceh tidak menyiapkan hal ini sebelumnya.

Hal ini adalah bentuk kepanikan birokrasi yang terjadi dalam pemerintahan Aceh yang baru, dimana seorang Wagub tampak sulit "beradaptasi" dengan serba-serbi birokrasi yang perlu memperoleh perhatian penuh dalam setiap kegiatannya. Yaa, mungkin ini akan menjadi pelajaran berharga bagi sang Wagub, namun kesan yang diberikan awal, menunjukkan betapa "paniknya" beliau dalam merespon setiap pertemuan hingga terjadi keterlambatan yang berujung pada tidak fokusnya Wagub dalam membahas persoalan yang terbilang cukup penting bagi Aceh ke depan.

Memang, kata orang namanya apes ada dimana-mana, namun "keapesan" itu sangat disayangkan bila disebabkan kurang baiknya staf protokoler/pembantu kita dalam mengatur dan merencanakan serta mengelola kegiatan tersebut dengan baik. Menurut beberapa orang, "adapt"; "improvise" ; dan "Execute" adalah hal yang mungkin dapat dijadikan pelajaran berharga bagi Wagub Aceh ke depan di awal pemerintahannya. Sebagaimana diketahui, wagub adalah pembantu Gubernur Aceh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan internal kegubernuran. Oleh karenanya, sebelum mewujudkan tata kelola manajemen birokrasi yang baik, maka sebaiknya semua itu dimulai dari Wagub sendiri untuk mulai beradaptasi dengan situasi dan keadaan yang saat ini sangat jauh berbeda dengan latar belakang maupun pengalaman yang bersangkutan.

Selanjutnya, setelah dapat beradaptasi dalam sistem birokrasi yang ada, maka dapatlah sang Wagub mulai berimprovisasi dan mengembangkan kemampuan kepemimpinannya dalam internal kegubernuran Aceh. Mengatur tata kelola administrasi, tata kelola anggaran yang baik dan transparan, penyesuaian perda dengan UUPA maupun syariat Islam dan sebagainya, dan sebagainya. Setelah itu tinggal laksanakan sesuai dengan aturan yang ada (execute), implementasi dan awasi pelaksanaannya. Begitu kira-kira untuk menghindari kepanikan dalam sistem birokrasi kita sendiri.

Tegoran Batoegana kepada Wagub Aceh kemarin hendaknya menjadi "lecutan" bagi Muzakkir Manaf untuk segera beradaptasi sebagai bagian dari sistem yang ada. Setiap pertemuan adalah penting, namun mana hal yang lebih penting andaikan yang datang adalah Wakil Rakyat yang menginginkan membahas hal yang sangat penting bagi masa depan  dan kesejahteraan rakyat Aceh? Sementara dalam keterlambatannya, Muzakkir Manaf masih sempat untuk "ber-message ria" dengan hp-nya? jangan nantinya sikap seperti itu justru mengesankan kurang seriusnya Muzakkir Manaf dalam membahas hal-hal yang penting bagi kesejahteraan dan masa depan rakyat Aceh. Dalam hal ini, Wagub Aceh harus banyak (banyak sekali) belajar untuk menghindari kepanikan-kepanikan yang akan datang hingga 5 tahun ke depan.

Azada

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun