"gak! Bangsat! Jadi orangtua nggak guna banget sih lu! Pokoknya gua mau yang baru!"
Beberapa orang yang terpancing amarah dengan perkataan gadis belia itu ikut memaki-maki sang gadis. Namun sang lelaki tua itu dengan santun menggeleng dan meminta pada kerumunan orang-orang untuk tidak memaki si gadis yang adalah anaknya sendiri. Lelaki tua itu mengusap-usap bahu anaknya yang terus meronta dan bahkan hampir membuat sang ayah hampir terjatuh lagi dalam selokan. Beberapa kali.Â
Saya tidak merasa perlu berlama-lama di sana. Perlahan saya menjauh karena benar-benar tidak kuat batin saya merasakan apa yang dirasakan sang ayah. Benar-benar ikut merasa remuk melihat perlakuan gadis belia itu.
Bagaimana tidak remuk. Sampai sekarang saya masih ingat betul kejadian pagi itu dan masih merasakan sesaknya bila jadi sang ayah dimaki-maki di depan kerumunan hanya karena tidak sengaja menjatuhkan telepon genggam sang anak.
Oh gusti! Betapa Durjana!
***