''Agar bisa bisa menanjak di dunia ini, kau harus menjadi sarjana. Dan begitulah ceritanya sehingga dunia kehilangan banyak petani, pembuat roti, pedagang barang antik, pemahat, dan penulis hebat''(Paulo coelho)
 Di era yang semakin maju di jaman sekarang ini, mungkin terasa sangat ''mengganjal'' ketika harus membahas mengenai pertanian untuk kalangan generasi muda. Bagaimana tidak, mendengar istilah ''petani'' pun pasti fikiran orang kebanyakan akan langsung mendefinisikan dengan sosok yang kumuh, penuh lumpur, bau ladang,berteman dengan hama, dan yang pasti bau keringat dan istilah jawanya ngoyo (capek). Tidak heran lagi jika kaum muda jaman sekarang yang sudah menikmati fasilitas canggih, akan berfikir berulang kali untuk menggeluti dunia pertanian yang terkesan berat bahkan mungkin ada yang berfikir profesi petani adalah profesi yang tidak njamani atau kuno.
Padahal dilihat dari nilai petani itu sendiri, petani adalah salah satu profesi yang benar benar harus mendapatkan apresiasi tinggi, bagaimana tidak, mereka adalah sumber dari pangan kita, sayur mayur terhidang diatas meja berkat petani yang menanamnya, nasi yang kita konsumsi setiap harinya juga adalah hasil dari mereka, dan lain lainnya tentu saja kita tidak dapat memungkiri bahwa secanggih canggihnya teknologi tidak akan mampu menggantikan padinya petani.
Adapun yang perlu kita perhitungkan lagi sebagai generasi muda penggerak bangsa, melihat potensi alam Indonesia yang luar biasa subur, seharunya kaum muda mampu mensyukurinya dengan optimal, dengan memanfaatkan secara maksimal contohnya, tanah Indonesia adalah tanah yang tidak diragukan lagi kesuburannya, pihak asing pun mampu melihat Indonesia adalah potensi pasar besar untuk hasil pertanian, bisa kita lihat banyak perusahaan asing yang mulai menguasai banyak lahan di Indonesia. Dan hal tersebut boleh jadi tamparan untuk generasi muda bahwa seharusnya kaum muda tidak hanya melek teknologi canggih namun juga harus melek peluang besar yang ada di sekitar.
Indonesia kaya SDA sayangnya SDM rendah, sektor pertanian menjanjikan hanya SDM pertaniannya yang mengkhawatirkan, bisa kita lihat kenyataan lapangan di Indonesia, banyak kaum muda memilih menjadi buruh orang asing dibanding berusaha menjadi Tuan untuk tempat mereka sendiri. Bahkan ironinya kita akan banyak dipertemukan dengan sarjana pertanian yang pada akhirnya memilih banting stir terjun di bidang lain, tidak malah memanfaatkan ilmunya untuk mengembangkan atau peduli dengan dunia pertanian di negri ini. Banyak pendapat bahwa kaum muda mulai acuh didunia pertanian karna hasil yang tidak memuaskan, tidak seimbang dengan jeripayah.
 Mayoritas pendapat juga menyebutkan kurangnya apresiasi atau nilai pemerintah di sektor pertanian sehingga kaum tani tidak mendapatkan nilai jual yang menguntungkan, sehingga banyak argumen bermunculan untuk menghindari dunia pertanian. Padahal jika kita mau belajar lebih, mencari informasi dunia pertanian yang lebih luas lagi, maka akan banyak kita temukan tokoh tokoh inspiratif yang sukses, tajir dari hasil pertanian,
 Contohnya Adi Pramudya pemuda asal pati yang memiliki penghasilan puluhan hingga  ratusan juta rupiah setiap bulannya dari hasil panen rempah, lalu ada kukuh pemuda lulusan IPB yang memiliki penghasilan ratusan juta rupiah dari herbisida yang ia kembangkan, dan masih banyak lagi.
Karna dari segi bisnisnyapun pertanian juga sangat patut diperhitungkan, melihat lahan Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal, inovasi yang kurang, kepedulian yang dinilai kurang juga, Â SDM yang kurang sehingga memberi peluang besar untuk pembisnis karna sainganpun tidak akan banyak, dan lagi, selagi semua orang butuh makan pertanian akan terus dapat dijalankan.
Bangsa yang makmur adalah bangsa yang rakyatnya tercukupi dengan baik sandang, pangan dan papannya. Untuk kita generasi muda, tidak perlu menunggu, tidak perlu harus pemerintah yang memikirkan nasib bangsa ini, kita kaum muda harus berani bergerak, memajukan bangsa dengan Ilmu yang kita punya, percuma saja gelar sarjana sebatas formalitas, ilmu tinggi hars kita manfaatkan untuk mengabdi, membangun daerah, memanfataakan potensi negri, dan menjadi tuan ditanah sendiri
Akhir kalimat, jayalah kaum muda, jayalah petani, indonesia Maju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H