Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang (17/07/22), KKN Tematik Tim II Tahun 2022 Universitas Diponegoro dilaksanakan di Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang pada tanggal 11 Juli - 14 Agustus 2022. Dengan jumlah 10 anggota dalam satu tim yang terdiri dari berbagai Program Studi, KKN Tematik pada tahun ini bertemakan “Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Pengembangan Produktivitas Usaha Kopi di Desa Gunungsari Kabupaten Pemalang untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”.
Setelah sampai di lokasi pada tanggal 11 Juli 2022, KKN Tematik Tim II Universitas Diponegoro melakukan penggalian potensi Desa Gunungsari melalui kunjungan ke mitra dan pemerintah desa untuk mengetahui bagaimana kondisi Desa Gunungsari. Kunjungan yang pertama dilakukan adalah kunjungan ke mitra Kopi Gurilang. Mahasiswa bertemu dengan Bapak Fajar, sang pemilik kopi Gurilang dan membahas banyak hal disana. Mulai dari proses pengolahan kopi Gurilang sejak dari pohonnya sampai menjadi kopi yang siap disajikan. Kurang puas dengan hanya sekedar mengetahui cara pengolahan, mahasiswa turut membantu dalam proses pengupasan biji kopi yang menggunakan mesin dan menyortir bersama para pekerja di tempat produksi Kopi Gurilang. Kami mengenal Pak Marsono sebagai satu-satunya pekerja lelaki karena empat pekerja lainnya adalah para ibu rumah tangga. Kami berkenalan dengan mereka disana. Sambil menyortir, ruangan itu kami penuhi dengan suara obrolan dan lengking tawa para mahasiswa KKN Tematik dan ibu-ibu yang bekerja untuk keluarga.
Baru beberapa hari di Gunungsari, kami penasaran dengan banyak hal mengenai kondisi yang sudah terlihat. Kondisi para petani yang tiap pagi lalu lalang, infrastruktur jalan yang masih banyak kubangan dan tidak ada lampu jalan yang menyala. Akhirnya kami melakukan kunjungan yang kedua. Kunjungan kali ini kami lakukan kepada pemerintah desa Gunungsari. Mulai dari menemui kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua RT, Ketua BPD dan Direktur Bumdes. Para pengelola desa kami temui bukan semata hanya untuk menghilangkan rasa penasaran, melainkan sebagai bentuk pengenalan program yang akan kami jalankan selama satu bulan ke depan. Dari pertemuan itu, kami menanyakan kondisi Gunungsari dan permasalahan yang masih dihadapi untuk kami bantu dalam penyelesaian. Meskipun tidak berdampak besar, paling tidak kami memberikan bentuk kontribusi yang bisa dilanjutkan mandiri oleh desa.
Dari kunjungan kedua kali ini, kami menemukan bahwa ternyata banyak potensi yang dimiliki oleh Desa Gunungsari, terlebih sumber daya alam yang aji mumpung. Kondisi alam yang sangat subur ditambah dukungan keadaan geografis, membuat Gunungsari memiliki hasil pertanian yang melimpah. Tidak heran jika mayoritas mata pencaharian masyarakat di desa ini adalah para petani yang memiliki lahan perkebunan sendiri. Lahan yang mereka miliki biasanya ditanami kopi, sayuran, cabai, bawang, jahe dan empon-empon atau dedaunan yang biasa dibuat bumbu dapur. Hasil kebun yang disudah dipanen biasanya dijual ke tengkulak atau di tempat pengumpulan seperti lumbung desa.
Semakmur-makmurnya sumber daya alam yang ada di Desa Gunungsari, mahasiswa menemukan bahwa banyak keterbatasan yang tidak sebanding dengan potensi. Permasalahan utama yang dikeluhkan adalah keterbatasan air. Desa Gunungsari adalah lereng Gunung Selamet, sehingga tanah yang ada di Gunungsari tidak bisa digali karena dikhawatirkan akan memunculkan gas. Dari keadaan seperti itu, air diambil dari Tegal dengan menarik air dari bawah ke atas. Seringkali desa ini kekeringan yang membuat warga membeli air yang dikirim dengan mobil yang membawa satu toren untuk ditukar dengan uang RP.50.000,-. Bukan hanya air, permasalahan lain yang paling menonjol adalah kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan desa. Dari informasi yang disampaikan oleh Direktur BUMDES, sebenarnya banyak sekali potensi yang ada di Desa Gunungsari, baik dari sumber daya alamnya, wisata, dan UMKM yang bisa diberdayakan. Namun, kendala yang terbesar dari pemberdayaan semua itu adalah terletak pada sumber daya manusianya. Desa Gunungsari bisa saja maju seperti kota manakala ada sumber daya manusia yang ulet dan kompeten dalam pengelolaan desa dan sumber daya yang ada di dalamnya.
Berangkat dari hal tersebut, diperlukan berbagai pengembangan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, mengingat kebutuhan mereka bertambah satu dari masalah ketersediaan air sehingga program KKN kami berfokus pada pengembangan produk untuk meningkatkan nilai jual komoditi Desa dan pemberdayaan kelompok tani untuk dapat mengembangkan produk lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H