Mohon tunggu...
Suroyyah Mahmudah
Suroyyah Mahmudah Mohon Tunggu... Jurnalis - Collegian

IR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Misi Diplomatik Usman bin Affan

2 November 2019   05:53 Diperbarui: 2 November 2019   06:14 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misi Diplomatik Usman Bin Affan

Usman bin Affan adalah salah satu sahabat rosul yang dikenal dermawan dan sangat dekat dengan Rosulullah. Kedekatan Usman dengan Rosul terlihat atas kerelaan Rosul menikahkan dua orang putrinya kepada Usman. Putri pertama yaitu Ruqoyyah namun meninggal kemudia dinikahkan kembali dengan putri lainnya yaitu Ummu Kultsum yang akhirnya meninggal pula setelah menikah selama enam setengan tahun. Selain kedekatan dengan Rosul, kedermawanan Usman dapat kita lihat dari kesediaan Usman menyedekahkan hartanya untuk kepentingan agama islam. ia membeli sebuah sumur untuk dijadikan wakaf bagi umat islam agar bisa mendapatkan air yang bersih. Bahkan ia juga pernah menyedekahkan seribu keping emas, seribu unta dan enam puluh kuda untuk kebutuhan tentara islam.

Sebagai seorang sahabat Rosul, ia dikenal piawai dalam bernegosiasi sehingga dalam satu waktu Rosul mengutus Usman untuk menghadap kepada kafir Quraisy dan menyampaikan maksud mereka datang ke Mekkah adalah untuk beribadah ke tanah suci. Misi diplomatik tersebut diterima dan dilaksanakan langsung oleh Usman. Meskipun Usman menyadari bahwa misi diplomatik ini cukup berbahaya karena Usman bisa saja terbunuh di tangan kafir Quraisy.

Setelah kepergian usman ke Mekkah, Rosul dan sahabat yang menunggu di Madinah tak kunjung menerima kabar dari Usman. Usman yang kala itu pergi tak kunjung datang. Bahkan terdengar kabar bahwa Usman telah dibunuh. Mendengar hal tersebut Rosul pun mengambil tindakan hingga akhirnya terjadilah perjanjian Hudaibiyah antara muslim di Madinah dengan kafir Quraisy di Makkah.

Perjanjian Hudaibiyah ini pun mengikat kedua belah pihak untuk tidak saling melanggar batas-batas yang tertulis dalam perjanjian, meskipun pada akhirnya kafir Quraisy melanggar perjanjian tersebut. Meskipun perjanjian ini akhirnya dilanggar, namun keberanian Usman dalam menjalankan misi diplomatik tersebut membuka jalan bagi terlaksananya Fathu Makkah. Karena tanpa adanya perjanjian tersebut tidak akan ada ikatan antara Madinah dengan Makkah yang menjadi jembatan Fathu Makkah oleh kaum muslimin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun