Stunting, suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), masih menjadi episoden panjang masalah kesehatan di Indonesia. Data survei menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita mencapai 21,6%, sedangkan wasting (kehilangan berat badan) sebesar 7,7%. Masalah ini tidak hanya berdampak pada tinggi badan yang kurang, tapi juga pada perkembangan intelektual, kognitif, motorik, dan bahkan mengurangi produktivitas di masa depan.
Untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kesehatan anak, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita. Program ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang adekuat kepada anak-anak yang rentan mengalami gangguan gizi, sehingga dapat mencegah stunting dan meningkatkan status gizi mereka.
Tujuan dan Sasaran Program PMT
Program PMT dirancang untuk sasarannya utama, yaitu balita kurus usia 6-59 bulan dengan Indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<-2 SD). Tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak dan mencukupi kebutuhan gizi mereka agar tercapai status gizi yang sesuai dengan umurnya.
Jenis-Jenis PMT
PMT dibagi menjadi dua jenis: PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan.
- PMT Penyuluhan: Digunakan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada awalnya. Makanan tambahan ini diberikan untuk menjaga agar anak tidak mengalami kekurangan gizi dari awal.
Â
- PMT Pemulihan: Digunakan untuk mengatasi masalah gizi yang sudah terjadi. Makanan tambahan ini diberikan selama 90 hari makan untuk membantu anak mengembalikan status gizinya.
Kandungan Zat Gizi pada PMT
Setiap kemasan primer PMT mengandung minimum 160 kalori, 3.2-4,8 gram protein, dan 47,2 gram lemak. Selain itu, PMT juga difortifikasi dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, dan Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Lodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selorum, Fosfor).
Implementasi Program PMT
Implementasi program PMT telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Contohnya, di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK) bekerja sama dengan mahasiswa UPI Sumedang yang sedang menjalankan program P2MB, untuk meluncurkan program PMT lokal bagi balita dengan masalah gizi.
Di desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, pemerintah desa bekerja sama dengan bidan desa, TP PKK, ,kader posyandu dan mahasiswa UPI Sumedang memberikan PMT kepada 6 balita yang memiliki gejala stunting selama setiap hari. Kepala Desa Ujang Suganda memberi pesan penting untuk ibu kader dan mahasiswa UPI untuk selalu siap melayani pengambilan PMT dan mengantar PMT ke rumah balita yang tidak bisa datang ke balai desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H