Surabaya-Pendamping konselor PUSPAGA, Ria (27 tahun) berkiprah sebagai penggerak perempuan cerdas cegah KDRT di Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo (20/10) . PUSPAGA adalah satu diantara program pemkot Surabaya yang berlatar belakang perlindungan perempuan.
PUSPAGA tidak hanya dilaksanakan di balai RW PPT Anggrek, Kelurahan Sememi tetapi juga di 19 balai RW lain yang tersebar di 15 kelurahan dan 12 kecamatan se-Surabaya. Ria menjelaskan, tempat paling cocok digunakan untuk kumpul berkomunikasi dan bersosialisasi yaitu balai RW. Program tersebut diikuti ibu-ibu maupun mahasiswa yang ingin berkontribusi sebagai fasilitator.
“Disini para perempuan, baik ibu-ibu maupun mahasiswa bisa merasakan fasilitas yang ada dengan belajar dan berbagi cerita. Biasanya ibu-ibu menceritakan masalahnya, mulai dari masalah dengan suami, anak bahkan tetangga. Jadi, saya sebagai pendamping konselor menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik bagi mereka,”ujar Ria.
Baginya, menjadi pendamping konselor sangatlah bermanfaat di lingkungan masyarakat. Selain menjadi pendengar masyarakat, ia mengaku bertemu dengan perempuan-perempuan hebat, berpengalaman, dan berkemauan tinggi untuk belajar.
“Saya suka dengan kader ibu-ibu di sini, karena mereka hebat, aktif, dan cerdas. Meskipun terkadang ada yang tidak bisa datang karena jadwal waktu dan kegiatan tempuk, tapi mereka selalu berusaha bertanya dan belajar dari teman-temannya yang bisa mengikuti kegiatan,” ucapnya.
Menurutnya sebagus apapun program pemerintah, jika tidak ada penggeraknya maka tidak dapat berjalan maksimal. Butuh dukungan dan partisipasi masyarakat dalam menjalankan suatu program, seperti dirinya yang berkecimpung menjadi pendamping konselor program PUSPAGA.
Tak hanya itu, dirinya berharap sebagai pendamping konselor dapat memberikan pemecahan yang tepat bagi masalah orang lain dan tidak merugikan pihak siapapun. Ia bersyukur dengan adanya program PUSPAGA dapat meningkatkan wawasan masyarakat dan kedepannya dapat terus berjalan sehingga bermanfaat bagi sesama.
Ria berharap agar hak Wanita tetap terjaga dan terlindungi. “Semoga para ibu bisa meneruskan ilmu yang di dapat, agar bisa membantu menangani tetangga atau orang terdekat ketika mengalami KDRT,” pungkas Ria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H