Karanganyar —Pandemi covid-19 yang melanda negara ini membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat sehingga aktivitas masyarakat juga terbatas. Akibatnya terjadi penurunan ekonomi di semua lini termasuk para UMKM. Pada masa ini mereka harus mampu menyesuaikan diri terhadap situasi yang tengah di hadapi agar bisa bertahan hidup meskipun segala kegiatan harus dilakukan secara online.
UMKM atau usaha mikro, kecil dan menengah adalah bisnis dalam ukuran kecil yang jumlahnya paling besar di Indonesia daripada unit usaha lain. Usaha ini biasanya dijalankan oleh individu, rumah tangga atau badan usaha kecil. Di Kota Karanganyar khususnya di Kecamatan Matesih banyak dijumpai pebisnis UMKM yang tersebar di desa tersebut. Produk-produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik yang tak kalah dengan produk pabrikan. Salah satunya adalah UMKM Telur Asin.
Telur Asin merupakan alternatif Pakan (lauk/Makanan Ringan) Â dengan harga yang relatif terjangkau. Selain bahan baku yang mudah didapatkan, pengolahannya pun tidak terlalu sulit. Namun proses pembuatan telur asin ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar yaitu 23-28 hari. Sebelum masa pandemi penjualan Telur asin mengalami peningkatan yang signifikan. Namun pada kondisi pandemi sekarang ini penjualannya mengalami penurunan drastis.
Pemasaran Telur Asin bisa di katakan belum maksimal terutama yang menggunakan platform digital. Padahal di era pandemi ini dimana terdapat batasan untuk keluar rumah dan mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah menjadi sesuatu yang penting bagi pelaku usaha untuk mempromosikan produk nyalewat platform online.
Oleh karena itu mahasiswa KKN-T Universitas Slamet Riyadi Surakarta Yaitu Saya Ayu Nur Wulansari Berinisiatif melakukan pendampingan terhadap UMKM dalam pembuatan kemasan yang lebih menarik serta minim biyaya pembuatan dan mendampingi dalam pemasaran produk Telur Asin melalui media sosial. Tahap awal yang di lakukan yaitu melakukan kunjungan ke UMKM untuk mensosialisasikan digital marketing yang di mulai pada tanggal 9 Agustus 2021.Â
Selanjutnya di lakukan pengambilan gambar produk ( Telur Asin) yang akan di pajang/ di promosikan di media sosial. Digital marketing di lakukan di media sosial serta online shop seperti Facebook, Instagram, Shopie, Tokopedia, market shop online yang lainya. Langkah terakhir yaitu menyerahkan akun-akun tersebut kepada pemilik UMKM Telur Asin sekaligus mengedukasi cara penggunaan nya.
Saya Ayu Nur Wulansari pelaku KKN-T di desa Dawung berharap dengan adanya platform digital marketing ini dapat membuat Telur Asin buatan di desa Dawung lebih di kenal luas serta dapat memaksimalkan penjualan di masa pandemi ini. Kegiatan ini di apresiasi dengan baik oleh pemilik UMKM tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan selalu memantau situasi dan kondisi sekitar ketika pendampingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H