Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631)
Dari hadits di atas dijelaskan, bahwa amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal yang diantaranya yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan juga anak yang sholeh. Namun di sini kita tidak akan membahas semuanya, melainkan berfokus pada poin yang ke tiga, yaitu anak yang sholeh.
Seperti yang kita ketahui, anak adalah sebuah anugerah, titipan dari Allah, yang mana kita sebagai seorang yang di beri amanah untuk senantiasa menjaganya dan merawatnya hingga nantinya anak tersebut menjadi anak yang sholeh maupun sholihah.Â
Oleh karena itu, islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka apalagi dalam hal agama. Dari situ yang menjadikan sebab orang tua akan terus mendapatkan pahala meskipun sudah meninggal dunia, karena ketika kita nanti meninggal dan meninggalkan anak-anak kita yang terus memberikan dan berbuat kebaikan.
Lalu bagaimanakah cara menjadikan anak-anak kita menjadi anak yang demikian? Nah, dari sini kita akan belajar dari apa yang telah Rasulullah ajarkan tentang bagaimana cara mendidik anak-anak kita kelak.
1. Menampilkan Suri Tauladan yang Baik
Nabi bersabda "barang siapa yang mengatakan kepada anak kecil, "kemarilah aku beri sesuatu" namun dia tidak memberikannya, maka itu adalah sebuah kedustaan" (HR Ahmad).
Dari kata-kata tersebut dapat kita simpulkan bahwa salah satu yang diajarkan Nabi kepada kita untuk mendidik anak ialah kita sebagai orang tua harus menjadi suri tauladan yang baik dalam bersikap dan berperilaku jujur. Pada dasarnya anak akan senantiasa memperhatikan semua tingkah laku orang tuanya dan tidak menutup kemungkinan mereka akan menirunya.Â
Maka berika yang terbaik untuk anak dan senantiasa menyalurkan semua kebaikan untuk dijadikan panutan bagi mereka. Muhammad Qutb menyatakan "kemampuan seorang anak untuk mengingat dan mengerti akan segala hal yang sangat besar sekali, bahkan bisa jadi lebih besar dari yang kita kira, sementara sering kali kita melihat anak sebagai makhluk kecil yang tidak bisa dimengerti atau mengingat".
2. Bersikap Adil Terhadap Anak
Dari Nu'man bin Basyir, bahwa bapaknya membawanya menghadap Nabi Muhammad SAW dan berkata "sesungguhnya aku akan memberikan budak ku kepada anak ku ini" lalu Rosul bertanya"apakah seluruh anak mu engkau beri pemberian yang sama dengan pemberian kepadanya"? Dia menjawab "Tidak Ya Rosul".Â
Rosul bersabda "jangan engkau persaksikan aku dalam kejahatan" kemudian nabi melanjutkan "apakah engkau mau kalau sikap berbakti yang mereka berikan sama"? Dia (ayah Numan bin Basyir) menjawab Ya. Nabi melanjutkan sabdanya Kalau Begitu Tidak" (HR Bukhari).
Bersikap Adil, kata-kata tersebut yang dapat menyimpulkan dari apa yang dikatakan oleh Nabi. Sebagai orang tua kita hendaknya mersekap adil kepada anak-anak kita, apalagi mereka yang mempunya anak lebih dari satu anak. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari adanya kecemburuan dan juga menghilangkan adanya kebencian bagi saudara yang lainnya.
3. Mendoakan Anak
Nabi bersabda "Janganlah mendoakan keburukan atas diri kalian, janganlah mendoakan keburukan atas anak-anak kalian, janganlah mendoakan keburukan atas pembantu-pembatu kalian......(HR Abu Daud).
Dia adalah anak mu, dan dia adalah amanah yang dititipkan oleh Allah, maka berdoalah yang baik-baik terhadapnya. Mungkin kata-kata tersebut dapat mewakili apa yang akan kita bahas saat ini.Â
Selain kita harus berusaha memberikan pendidikan yang baik, jangan lupa juga untuk mendoakan mereka. Karena doa yang baik juga akan memberikan dampak yang baik pula, begitu juga sebaliknya.Â
Dan disini orang tua juga harus mencari- cari waktu, kapankan waktu yang tepat agar doa-doa yang dipanjatkan cepat terkabulkan.
4. Tidak Suka Marah dan Mencela
Diriwayatkan dari Imam Ahmad dari Annas ra, ia berkata "aku menjadi pembantu Nabi selama sepuluh tahun beruntun. Tidaklah beliau memberikan aku perintah, lalu aku lama mengerjakannya, atau tidak aku kerjakan sama sekali, melainkan beliau tidak mencelaku. Apabila ada salah satu keluarga beliau yang mencela ku, beliau bersabda "biarkanlah dia, kalau dia mampu pasti dilakukannya (HR Ahmad)
Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam mendidik anak-anak. Hal ini dapat mengarahkan bapak dan ibu untuk tidak mencela dan memperlihatkan kesalahan anak karena ketika seorang bapak mencela anaknya, pada dasarnya dia sedang mencela dirinya sendiri. Sebab bagaimanapun juga dialah yang telah mendidik anaknya tersebut.
Hal-hal di atas hanya sebagian saja, masih banyak lagi ajaran-ajaran Nabi yang bisa kita jadikan pedoman untuk kita para orang tua mengajarkan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H