Sabtu siang 27 Mei 2023 bertempat di Ruang Pertemuan Nuwono Tasya Guest House Bandar Lampung, para mahasiswa asyik berdiskusi dalam kelompok-kelompok. Mereka sedang terlibat dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diselenggarakan oleh Jurusan Administrasi Negara FISIP UNILA, selama satu hari. PkM bertajuk Workshop Analisis Sosial Bagi Mahasiswa Penggiat Organisasi Kemahasiswaan Ekstra Kampus ini diikuti antara lain oleh wakil dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) juga Ikatan Mahasiswa Papua Lampung (IKMAPALA).
Tujuan dari pelaksanaan aktivitas ini adalah mengajak para mahasiswa penggiat, belajar menelaah isu-isu sosial di sekitar mereka secara komprehensif, sebagai dasar membangun argumentasi dalam menyuarakan/mendorong suatu perubahan. Â
Kegiatan diawali dengan melantunkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan perkenalan ringkas yang dipandu oleh Saudari Indriyati. Pada sesi berikutnya, Saudara Dodi Faedlulloh memaparkan Sistem Sosial Politik Indonesia. Penjelasan ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang para pihak, fungsi dan peran yang dapat diambil sebagai sebuah Gerakan Bersama. Termasuk didalamnya adalah strategi yang dimungkinkan agar peran tersebut sungguh berdaya.
Pada sesi selanjutnya, sebelum melakukan analisis terhadap situasi eksternal (masyarakat), oleh Saudari Yuli Nugrahani, salah satu fasilitator dari Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan (GATK), para mahasiswa diajak mengenali diri sendiri, dengan memanfaatkan enneagram. Menurut Saudari Yuli, sembilan tipe kepribadian dalam enneagram tidak dipahami sebagai penjara, melainkan sebagai titik pijak untuk melangkah atau mengembangkan diri. Pengenalan diri sendiri merupakan hal penting karena pribadi-pribadi inilah yang akan bergerak di dalam suatu organisasi.
Sebelum hari pelaksanaan (hari H), para peserta telah diminta untuk "ngobrol" orang-orang disekitar mereka yang mereka anggap berkekurangan/miskin. Dari hasil "ngobrol" ini para peserta dibagi dalam kelompok isu untuk menyusun pohon masalah.
Selanjutnya, para peserta memetakan organisasi mereka melalui analisis strengths, weaknesses, opportunities dan threats (SWOT). Dari pengamatan yang dilakukan, kegiatan ini diharapkan dapat dilanjutkan ke tahap yang lebih mendalam.
Dalam catatan sejarah pergerakan di Indonesia, peran mahasiswa selalu hadir. Hal tersebut membanggakan sekaligus peringatan untuk berhati-hati agar gerakan mahasiswa tidak menjadi eksklusif. Penting bagi para mahasiswa mengenal para petani, buruh, buruh migran, difabel dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai sebuah gerakan kolektif, para mahasiswa yang ada didalamnya harus terus mendidik diri mereka sendiri tentang isu-isu yang mereka pedulikan. (ind)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H