Monumen Pers Nasional yang terletak di Solo merupakan simbol penting dalam sejarah kebebasan pers di Indonesia ini. Monumen Pers ini terletak di Jalan Gajah Mada, monumen ini berfungsi tidak hanya sebagai bangunan bersejarah, tetapi juga sebagai museum yang menyimpan berbagai artefak dan informasi mengenai perkembangan pers nasional.
Sejarah Monumen Pers Nasional
Monumen ini didirikan pada tahun 1918 atas Prakarsa KGPAA Sri Mangkunegoro VII dan awalnya dikenal sebagai Societeit Sasana Soeka, yang berfungsi sebagai balai pertemuan. Pada 9 Februari 1946, gedung ini menjadi saksi penting lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) saat berlangsungnya Konferensi Wartawan Pejuang Kemerdekaan. Setelah beberapa decade, pada tahun 1973, nama museum ini diubah menjadi Monumen Pers Nasional, pada 9 Februari 1978, Presiden Soeharto meresmikannya.
Masa Pers Mahasiswa
Pers Era Proklamasi (1946)
Dari tahun 1945-1948, belum banyak Pers Mahasiswa yang lahir secara terbuka. Para mahasiswa dan pemuda lebih memilih terlibat secara fisik untuk mewujudkan kemerdakaan bangsa Indonesia. Apalagi kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman itu agresif dari penjajah. Mereka melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan berbau politik dengan cara membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa. Alhasil, para mahasiswa mengerahkan kegiatannya dengan berkumpul dan berdiskusi secara tersembunyi.
Pers Era Orde Lama (1958)
Pers Era Orde Baru (1966)
Pers Era Reformasi (1998)
Barulah Ketika reformasi 1998 meledak dan rezim Soeharto tumbang, suara kritis mulai bisa Kembali terdengar kencang. Euforia reformasi membuat pers mahasiswa tumbuh subur. Sukacita tersebut meletup saat Yunus Yosfiah selaku Menteri Penerangan RI Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah Presiden B.J Habibie, memerdekakan insan pers Indonesia.
Koleksi dan Fasilitas
Fasilitas lain yang tersedia mencakup arsip media cetak yang menyimpan koran dan majalah dari masa sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Pengunjung juga dapat menikmati layanan seperti pusat media untuk akses internet gratis dan ruang konservasi untuk melihat surat kabar dari berbagai era.
Makna Kebebasan Pers
Monumen Pers Nasional bukan sekedar bangunan: ia melambangkan perjalanan Panjang kebebasan pers di Indonesia. Dengan menyimpan jejak Sejarah perjuangan para wartawan dan tokoh pers, monumen ini mengingatkan Masyarakat akan pentingnya kebebasan berpendapat dan berinformasi. Melalui koleksi dan pameran yang ada, pengunjung dapat memahami bagaimana pers telah berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan serta membentuk opini public. Dengan demikian, Monumen Pers Nasional di Solo memiliki makna yang mendalam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI