Mohon tunggu...
Ayu Wiyono
Ayu Wiyono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

writing for your life

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tiduri Aku!

29 Januari 2012   03:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernah juga suatu hari, aku terkejut mendapati pintu kamarku dengan kasar di hentak, kemudian masuk si ayah, dengan mata sembab, langsung saja meremasku dan menangis terisak-isak di leherku

Tangisnya begitu pilu berisyaratkan rindu kepada sesuatu

Aku biarkan dia meninjuku beberapa kali untuk meluapkan emosi kehilangannya

Dan juga ada suatu malam, di kala dia berjalan sempoyongan ke arah ku, terhuyung kemudian terjatuh sambil memeluk aku

Dari nafasnya dapat ku cium aroma alkohol

Hmm, dia mabuk dan meracau

Mungkin dia begitu mual, hingga tak sadar muntah di atas dadaku

Tak apa

Oh iya, si bocah mulai jarang berkunjung

Dititipkan di rumah neneknya, aku terkadang rindu juga pada tangan kecilnya yang tulus menyentuhku, bibir mungilnya yang hangat menciumiku, atau bau ompolnya

Tapi itu semua dulu, duluuu sekali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun