Mohon tunggu...
Ni Luh Ayu Widiasih
Ni Luh Ayu Widiasih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ni Luh Ayu Widiasih Program S1 di Universitas Mahasaraswati Denpasar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Budaya Kerja pada Suatu Organisasi Akibat Pandemi Covid-19

31 Mei 2021   21:47 Diperbarui: 31 Mei 2021   22:08 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ni Luh Ayu Widiasih dan Ni Nyoman Ayu Suryandari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

Dunia saat  ini sedang diguncang dengan adanya wabah pandemi Covid-19 yang bermula dari Kota Wuhan, China, dan sekarang sudah menyebar hampir di seluruh dunia. Dampak yang ditimbulkan dari virus ini tidak hanya dari sisi kesehatan namun sudah lintas sektoral seperti perekonomian, bisnis, sosial kemasyarakatan, lingkungan bahkan aktivitas dalam bekerja pun ikut terdampak akibat adanya virus ini. Sebelum adanya virus Covid-19 ini, rata-rata orang yang bekerja akan selalu pergi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan atau memberikan pelayanan kepada stakeholder. Namun dengan adanya virus Covid-19, yang penyebarannya sangat cepat melalui interaksi dengan orang/benda yang sebelumnya telah terinfeksi atau terdampak oleh virus, hal ini menyebabkan adanya perubahan perilaku ditengah masyarakat. Serta Hal ini juga berkaitan dengan adanya himbauan-himbauan berupa physical dan social distancing, mengurangi aktivitas di luar rumah serta mengurangi ke tempat-tempat yang digunakan untuk berkumpulnya orang-orang salah satunya yaitu kantor. Perubahan tatanan sosial kemasyarakatan dalam aktivitas bekerja salah satunya adalah konsep bekerja dalam bentuk Work From Home.

Konsep Work From Home (WFH) pada dasarnya sudah tercetus ketika revolusi industri 4.0 dimulai dimana mesin dan teknologi canggih dengan konsep otomatisasi sudah diandalkan dalam proses produksi barang serta segala kebutuhan dapat dipenuhi melalui digitalisasi. Perlu ditekankan dalam pelaksanaan WFH ini adalah bahwa WFH bukan berarti tidak masuk kantor melainkan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diselesaikan dimana saja dengan menggunakan teknologi dan informasi. Spirit penerapan WFH di lingkungan ASN saat ini adalah agar pegawai tetap memberikan pelayanan terbaik dan menjaga produktivitas dengan memberikan fleksibilitas lokasi bekerja selama adanya wabah pandemi Covid-19.

Membangun budaya organisasi perusahaan  yang tangguh dan relevan dengan kondisi saat ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan kondisi pandemi  sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang cukup. Harapannya tetap unggul dan mampu bersaing pada masa ketidakpastian yang tinggi. Budaya selalu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Budaya adalah cermin dari masyarakatnya termasuk pada komunitas paling kecil. Budaya merupakan "the way of life" bagi suatu masyarakat yang didefinisikan sebagai sistem nilai masyarakat yang mencirikan suatu nilai-nilai yang dianut dan diterima bersama dalam satu pemahaman dengan latar belakang anggota organisasi yang berbeda-beda serta digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut. Budaya perusahaan merupakan keinginan kelompok untuk  berbuat sesuai harapan dan  manifestasi kehidupan dalam mencapai nilai-nilai yang dianut organisasi. Membangun budaya organisasi yang efektif di masa pandemi saat ini, perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, sehubungan dengan banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan kehidupan, mulai dari kehidupan sosial dan juga dalam berorganisasi.

Perubahan budaya kerja yang dianut selama ini ditentukan oleh sejumlah faktor di antaranya struktur organisasi dan praktik manajemen, proses siklus hidup karyawan (dari rekrutmen hingga manajemen kinerja dan konsep keseimbangan kerja/ hidup), filosofi dan kebijakan perusahaan, jenis orang yang dipekerjakan dalam bisnis dan cara mereka berinteraksi; misi, visi dan nilai perusahaan; dan yang terpenting lingkungan tempat kerja. Tetapi, semenjak Covid-19 menjadi pandemi global (11 Maret 2020), dan pemerintah di berbagai negara memberlakukan upaya isolasi untuk mencegahnya, budaya kerja (working culture) para pekerja di berbagai perusahaan berubah secara dramatis, dari 'kerja bersama' di suatu lingkungan kantor menjadi 'kerja secara individual' dari jarak jauh atau dari rumah.

Bekerja jarak jauh (teleworking) sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti ponsel cerdas, tablet, laptop, dan desktop komputer untuk pekerjaan yang dilakukan di luar tempat kerja/kantor, teleworking seharusnya dilakukan dalam kesepakatan sukarela antara majikan dan karyawan. Selain itu, menyetujui lokasi pekerjaan (di rumah karyawan atau di tempat lain) ada beberapa aspek lainnya yang perlu diperjelas yaitu cara kerja, jam atau jadwal, alat komunikasi yang digunakan, deadline pekerjaan, mekanisme pengawasan dan pengaturan untuk pelaporan pekerjaan yang dilakukan. Teleworking sebelum pandemi hanya sebagian kecil dari angkatan kerja global yang bekerja dari rumah. Di Uni Eropa (UE) misalnya, jumlah karyawan yang berkerja reguler atau sesekali (dari rumah atau dari ponsel cerdas) bervariasi. Teleworking selama pandemi Covid-19 jauh lebih menantang karena bersifat wajib, bukan sukarela, dan penuh waktu, bukan paruh waktu atau sesekali. Survei yang dilakukan atas para karyawan yang bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19 mengungkapkan, bahwa ada pengalaman positif dengan bekerja dari rumah.

Menurut Gutierrez, bekerja dari rumah menimbulkan dampat positif dan negatif sekaligus. Positifnya, dengan memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah, perusahaan berhasil menciptakan budaya kerja yang efisien, dan berhasil menurunkan beberapa biaya seperti listrik dan alat tulis kantor. Selain itu, para karyawan dapat menjaga keseimbangan hidup profesional dan personal, termasuk tanggung jawab atas keluarganya, secara lebih efektif. Selain menghemat waktu (tak perlu melakukan perjalanan ke kantor), fleksibel (tidak begantung pada jumlah jam dan jadwal) dan bisa berpakaian secara kasual, dengan bekerja dari rumah para karyawan dapat meningkatkan konsentrasi sehingga bisa lebih produktif. Namun, awalnya bekerja dari rumah menimbulkan kecemasan yang signifikan di antara para pekerja. Selain Dampak positif terdapat Dampak negatif  yaitu  bekerja dari jarak jauh bisa berdampak buruk bagi perusahaan yaitu menurunnya produktivitas hingga 17 persen, dan omset hingga 24 persen. Bekerja dari rumah membuat merasa sangat tegang dan stres hampir sepanjang waktu dan para karyawan yang bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19 mengalami depresi, stres, suasana hati rendah, mudah tersinggung, gampang marah dan insomnia.

Sebuah penelitian yang dilakukan Statitistic Canada baru-baru ini mengungkapkan, bekerja dari rumah menimbulkan efek sosio-psikologis yang tak terbayangkan sebelumnya. Budaya baru itu membuka peluang bagi rekan kerja untuk mengintip kehidupan pribadi kolega, klien, dan bahkan atasannya. Sebab melalui panggilan Zoom misalnya, rekan kerja seakan mendapat izin untuk masuk ke ruang pribadi rekan kerjanya dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Rapat Zoom telah membuat kehidupan pribadi kolega terlihat." Bekerja dari rumah untuk jangka panjang dapat menimbulkan kesenjangan komunikasi antar anggota tim, kurangnya hubungan interpersonal, rendahnya perhatian terhadap keamanan bekerja, dan semakin melemahnya budaya organisasi secara keseluruhan.

Hingga saat ini masyarakat global masih berhadapan dengan ketidakpastian seputar pengembangan dan penyebaran vaksin yang aman dan efektif. Dunia juga berhadapan dengan minimnya solusi alternatif untuk memulihkan kinerja dunia usaha dan ekonomi Negara. Namun, menurut penulis, pasca pandemi Covid-19, tampaknya dunia usaha akan melakukan kombinasi antara bekerja dari rumah dan bekerja di kantor. Artinya, beberapa hari, karyawan bekerja di kantor, beberapa hari karyawan bekerja di rumah. Atau, mungkin perusahaan akan memberi karyawan sebuah pilihan mereka dapat bekerja dari rumah jika mereka mau, karena teknologi memang sudah siap. Dengan model kerja seperti itu, maka akan menciptakan efisiensi bagi perusahaan dan dunia usaha.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun