Mohon tunggu...
Cynthia Ayu W
Cynthia Ayu W Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Penulis 12 novel. Kontributor karya fiksi thriller dan mystery pada ThrillingMysteryClub. Pecinta buku, musik, film, kopi, dan mendaki gunung. Bekerja sebagai IT Officer. Blog dan tulisan lainnya ada di: http://www.ayuwelirang.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Hari Yang Melankoli

22 Februari 2012   09:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja hari begitu melankoli, seperti kita yang meneguk secangkir kopi... Kerik jangkrik mengalun melodi, mencoba hiasi senja yang tak berirama. Apakah dewa sedang murka? Ataukah dewa senja sedang nelangsa hatinya? Sungguh, tak ku ingini senja yang begini, yang melankoli, yang hanya berbunyi derik jangkrik menggumam melodi, menderau salah dalam kepingan hati...

Denting cangkir kopi kita beradu mesra
pada awalnya.
Sampai kepulan asapnya menghakimi kita
atas rasa yang tak lagi sama.

Dan hatimu meradang, meronta.
Memaksaku mengiba kepingannya.

Semburat bayangku melangkah lelah
terhuyung menggumuli senja yang menua
meninggalkan kau dan bayangmu
di ujung temaramnya lampu

Maafkan ku yang terlanjur mampu
untuk menggumam, "Aku bukan rusukmu."

Dan kau kembali meneguk kopi
bersama cangkir pada senja yang melankoli
Mencoba tertawakan hal yang bahkan tak lucu
meski kau jadikan lelucon semu
Ku tahu kau menopengi kepingan
hatimu yang terlanjur menderau kesalahan

Di tengah kau dan aku
bayangan temaramnya lampu
menusuk senja yang berlalu
tanpa tahu satupun kita, telah menghempas palsu
rusukmu bukan aku...

#semoga kau bahagia
Jakarta, 19 Desember 2011

(repost dari akun kemudian saya di sini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun