Mohon tunggu...
Cynthia Ayu W
Cynthia Ayu W Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Penulis 12 novel. Kontributor karya fiksi thriller dan mystery pada ThrillingMysteryClub. Pecinta buku, musik, film, kopi, dan mendaki gunung. Bekerja sebagai IT Officer. Blog dan tulisan lainnya ada di: http://www.ayuwelirang.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ulasan: Album Mushafear - "Budaya Anjing"

21 Februari 2012   17:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13298442061059920498

Tahun 2012 ini jadi tahun kebangkitan untuk scene Grunge di Indonesia. Semoga saja. Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya penggiat scene ini yang sejak kurun waktu beberapa bulan terakhir semakin membludak saja. Selain para penggiat, band yang ada pun makin lama makin beragam. Ada yang mengusung tema sosial, ada yang mengusung dari ekspansi noise rock-nya dan lain-lain. Dan hal ini digambarkan pula dengan semakin banyaknya band-band yang mulai unjuk kreativitas dengan menelurkan full album atau bahkan E.P. yang harganya terjangkau. Salah satu dari band-band tersebut antara lain adalah Mushafear. Band yang digawangi oleh teteh Mirantie Boreel, kang Benny Ariestriadi, dan dua personil baru yang semakin menguatkan formasi sebelumnya. Dengan adanya formasi baru yang lebih catchy lagi, Mushafear siap menggempur dunia permusikan independent di Indonesia dengan ciri khas riff-riff berat dan suara teh Mirantie Boreel yang penuh teriakan khas. Kembali ke album Mushafear. Album ini dirilis bersamaan dengan album Mammals dari Arc Yellow, band noise rock experimental asal Depok. Berada pada satu bendera yang sama, yaitu Drexter Records. Dikerjakan dengan keringat dan usaha yang maksimal, sampai menghasilkan dua belas lagu pilihan dalam full album Mushafear yang pertama ini. Di album ini, unsur blues dan rock 'n roll dirasa masih cukup dominan. Di samping distorsi kasar dan berat ala Nirvana maupun L7, melodi-melodi cantik ala blues masih bisa terdengar jelas. Mungkin karena besar dan sempat dibentuk dalam keluarga penggemar blues ya. Mungkin lho ya. Untuk lagu-lagunya sendiri, yang menjadi idola masih tetap lagu Cacat. Bagi siapapun (mungkin), maupun bagi saya sendiri. Lagu ini adalah lagu yang pertama kali saya dengar dari Mushafear saat sedang tampil. Lagu ini sarat akan pesan positif untuk kita semua. Di balik sebuah kekurangan, selalu saja ada yang bisa dibanggakan. Jangan menjadikan kekurangan sebagai sesuatu yang menghentikan langkah kita untuk maju. Itulah pesan yang tertangkap dari lagu ini. Sedangkan, untuk lagu lain, saya tidak begitu mengambil kesimpulan akan apakah pesan yang ingin disampaikan. Untuk lagu lainnya, akan coba diulas dari segi musikalitas saja, meskipun saya sendiri tidak begitu mengerti musik. Sebagai contoh, saya ingin coba mengulas lagu Budaya Anjing yang agak sedikit kental atau berbau rock 'n roll. Lagu ini enak buat moshing! Serius! Mencoba menganggukkan kepala dengan tempo cepat, saat lagu ini mulai dimainkan. Dan orang-orang pasti akan menyempatkan diri untuk moshing, kalau suatu saat nanti, dalam sebuah acara, Mushafear tampil dan membawakan lagu ini. Orang-orang pasti akan ada di barisan paling depan untuk menjadi salah satuorang yang paling mengapresiasi. Dari Budaya Anjing, akan coba lompat ke lagu Insulin Setan. Lagu ini adalah lagu yang memikili bit dan tempo yang tidak begitu cepat seperti lagu-lagu sebelumnya. Agak sedikit suram dan sepertinya dibumbui dengan distorsi berat ala L7. Kalau mendengar lagu ini, sekilas saja kita akan ingat dengan lagu The Bomb dari L7. Ada feedback gitar yang cukup panjang saat akan menuju ke akhir lagu. Di sini baru akan ditemukan aroma seattle sound yang kuat, setelah beranjak dari lagu-lagu di barisan pertama album yang agak berbau rock 'n roll. Dari lagu Insulin Setan, mungkin akan langsung lompat ke lagu Sleep With The Sun. Nah... Ini bagian yang menarik. Dalam lagu ini, ada sedikit sentuhan wanita. Lagu ini sangat wanita sekali! Meskipun tidak bisa ikut berdendang karena tidak begitu tahu liriknya, cukup mengangguk-anggukan kepala saja. Itu sudah lebih dari cukup. Karena lagu-lagu yang biasanya membuat kepala kita melakukan headbang, akhirnya tidak ditemukan dalam lagu ini. Justru lagu ini enak sekali untuk didendangkan sambil santai. Ada bagian sebelumintro akhir, dimana sang vokalis akan berteriak. Tapi, hal itu tidak mengurangi keindahan lagu kok. Sayang sekali, dari album ini tidak dimuat lirik-lirik lagunya. Padahal, saya kira akan ada lirik lagu seperti pada album Mammals dari Arc Yellow. Tapi tak apalah, siapa tahu nanti bisa request langsung dari pemilik lagu-lagu ini. Hitung-hitung minta tandatangannya. Hehe. Dan dari album ini, beberapa rekomendasi lagu yang menjadi favorit saya adalah, Cacat, Budaya Anjing, Insulin Setan, Meats In, Noise Breaker, Dead, Dear Janis, dan Sleep With The Sun. Setidaknya, inilah lagu yang terulang di kepala saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun