Mohon tunggu...
Ayu Wandira
Ayu Wandira Mohon Tunggu... Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Just a girl who really likes doing something productive dan suka berbagi ilmu psikologi lewat tulisan^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gen Z vs Intergenerational Trauma: Inilah Alasan Mereka Menjadi Cycle Breaker

28 Maret 2025   12:12 Diperbarui: 28 Maret 2025   18:27 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari break the cycle of intergenerational trauma (Sumber: letstalk.mentalhealth)

Ketika nenek dan kakek kita hidup di era peperangan atau dalam kondisi dimana kekerasan sering terjadi, dampak traumatis yang mereka alami seringkali membentuk pola asuh yang kurang sehat terhadap orang tua kita. Pada gilirannya, pola asuh ini dapat menular ke generasi berikutnya dan menciptakan fenomena yang dikenal sebagai "Intergenerational Trauma," dimana pengalaman negatif yang dialami oleh satu generasi, dampaknya dapat mempengaruhi generasi setelahnya. Hal ini dapat berujung pada masalah kesehatan mental hingga pola perilaku yang tidak sehat. Fenomena ini membuktikan bahwa tidak hanya  aspek fisik dan kecerdasan saja yang dapat diwariskan, tetapi juga mencakup trauma.

Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir angka pernikahan di Indonesia makin menurun. Hal ini selaras dengan kondisi masyarakat saat ini, banyak anak terutama mereka yang lahir kisaran tahun 1997 hingga 2012 atau kerap disapa Generasi Z (Gen Z) yang merasa enggan untuk menikah atau memulai keluarga karena mereka khawatir akan mengulangi pola yang merugikan yang mereka alami. Namun, ketika seorang anak menyadari pola asuh yang merugikan ini dan berupaya mengasuh anak mereka dengan cara yang berbeda dan lebih baik dari orang tuanya, artinya mereka telah berkontribusi dalam memutus siklus trauma tersebut. Dalam Psikologi, konsep ini dikenal sebagai "Break the Cycle," di mana individu berusaha menciptakan pengalaman yang lebih positif untuk generasi mendatang. Menariknya, saat ini Gen Z dikenal sebagai Cycle Breaker atau orang yang memutuskan siklus trauma antar generasi tersebut. Mengapa Demikian?

Berikut tiga alasan utama mengapa Generasi Z memilih untuk menerapkan konsep Break the Cycle dalam menyikapi isu Intergenerational Trauma:

1. Gen Z Lebih Melek Terhadap Isu Kesehatan Mental

Mental Health atau Kesehatan mental kini telah menjadi salah satu pilar penting di kalangan Gen Z. Mereka tumbuh di era dimana pembicaraan mengenai isu kesehatan mental semakin marak dan terbuka. Kesadaran akan isu ini berdampak positif dalam memutus siklus trauma. Tidak hanya membantu mengidentifikasi dan memahami masalah kesehatan mental dalam diri sendiri, tetapi juga mendorong mereka untuk mendukung satu sama lain. Dalam hal ini, Gen Z berperan aktif mengurangi stigma negatif yang sering kali hadir dari generasi sebelumnya yang masih awam dengan isu kesehatan mental.

2. Memiliki Pengalaman Pribadi yang Tidak Mengenakkan

Banyak anak dari generasi ini memiliki pengalaman pribadi yang membuat mereka sadar akan dampak Intergenerational Trauma. Sebagai contoh, banyak anak yang tumbuh dalam keluarga dengan masalah seperti kekerasan, perselingkuhan, hingga kemiskinan. Pengalaman-pengalaman ini sering kali menjadi dorongan bagi mereka untuk menciptakan ruang yang lebih sehat bagi generasi berikutnya. Mereka menyadari bahwa jika mereka tidak memecahkan siklus ini, generasi mendatang juga akan terjebak dalam masalah yang sama. Kesadaran ini mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah aktif dalam mengubah pola asuh dan menciptakan hubungan yang lebih positif di dalam keluarga.

3.     Advokasi untuk Perubahan

Gen Z juga dikenal dengan keberanian dan semangat advokasinya, mereka tidak hanya berkoar-koar tentang masalah, tetapi juga mampu berkomitmen untuk melakukan perubahan positif. Melalui berbagai gerakan sosial seperti Kesetaraan Gender, Gen Z menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu-isu yang mempengaruhi masyarakat secara luas. Mereka berusaha menciptakan dunia yang lebih baik dan memupuk masa depan yang lebih sehat.

Gen Z muncul sebagai agen perubahan yang berani melawan arus, memutus siklus Intergenerational Trauma dengan cara yang inspiratif. Melalui kesadaran yang mendalam terhadap kesehatan mental, mereka tidak hanya berani membahas isu-isu yang pernah dianggap tabu, tetapi juga mengubah pengalaman pribadi yang menyakitkan menjadi motivasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Kini, saatnya bagi kita semua untuk merenungkan peran kita sebagai individu yang sehat. Setiap langkah kecil yang kita ambil tentu dapat menumbuhkan harapan dan membangun masa depan yang lebih cerah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun