Mohon tunggu...
Ayu Vanda Almawardah
Ayu Vanda Almawardah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

for academics

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekspansi KFC di Indonesia: antara Proteksionisme dan Merkantilisme

7 Maret 2024   21:40 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:11 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan diberlakukannya kebijakan proteksionisme ini, pemerintah berupaya untuk menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif bagi perusahaan lokal, sekaligus membatasi keterlibatan perusahaan asing agar tidak mendominasi pasar dalam skala yang merugikan perekonomian domestik. Selain itu, kebijakan ini juga dapat menjadi strategi untuk meningkatkan partisipasi pengusaha lokal dalam memajukan perekonomian Indonesia.

Dengan demikian, awal diberlakukannya kebijakan proteksionisme terhadap perusahaan asing seperti KFC di Indonesia mungkin dipicu oleh keinginan untuk melindungi kepentingan ekonomi domestik, mendorong pertumbuhan perusahaan lokal, dan mengatur perkembangan perusahaan asing agar sejalan dengan tujuan pembangunan ekonomi nasional.

Setelah diberlakukannya kebijakan proteksionisme seperti Permendag No. 07 tahun 2013, terjadi perubahan dalam dinamika hubungan antara perusahaan asing seperti KFC dengan perusahaan lokal di Indonesia. KFC dan perusahaan asing lainnya harus menyesuaikan strategi bisnis mereka dengan persyaratan yang ditetapkan dalam kebijakan proteksionisme tersebut.

KFC kemungkinan harus menjalin kerja sama yang lebih erat dengan pengusaha lokal untuk mematuhi persyaratan penyertaan modal dan pembagian keuntungan sesuai dengan proporsi investasi yang telah disepakati. Hal ini dapat menciptakan pasar yang lebih dinamis dan memberikan kesempatan bagi perusahaan lokal untuk turut serta dalam pengembangan bisnis waralaba di Indonesia.

Namun, di sisi lain, kebijakan proteksionisme juga dapat memberikan dampak negatif bagi KFC. Pembatasan keterlibatan perusahaan asing dalam beberapa aspek bisnis, seperti strategi pemasaran dan pengambilan keputusan, dapat menghambat upaya KFC dalam meningkatkan keuntungan secara mandiri. Keterlibatan pengusaha lokal dalam investasi bersama dengan KFC juga dapat mempengaruhi pembagian keuntungan sesuai dengan proporsi investasi yang telah disepakati.

Dengan demikian, implementasi kebijakan proteksionisme terhadap perusahaan asing seperti KFC di Indonesia memiliki dampak yang kompleks, dengan adanya potensi keuntungan dalam bentuk kerja sama yang lebih erat dengan perusahaan lokal, namun juga tantangan dalam hal pembatasan keterlibatan asing yang dapat mempengaruhi strategi bisnis dan keuntungan perusahaan asing tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun