Mohon tunggu...
Ayu Thalia
Ayu Thalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi

🌻 Belajar, berkarya, berdakwah, dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilematika Keluarga dan Panti Jompo dalam Perspektif Sosiologi

10 November 2021   09:13 Diperbarui: 11 November 2021   12:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga adalah institusi paling dasar dalam kehidupan manusia. Sebelum melangkah dan menjejaki hal-hal di luar rumah tentu setiap individu akan merasakan hangat dan kasih sayang sebuah keluarga. Keluarga memang merupakan instisusi paling dasar dan seringkali dianggap sederhana namun dari yang dasar itu lah setiap individu mampu belajar, mengamati, beradaptasi bahkan dapat menjalankan perannya dimasyarakat. Dari keluarga akan tertanam nilai, norma dan segala kebudayaan yang melingkupinya hingga pada akhirnya setiap individu mampu beradaptasi di ruang yang lebih luas. Di sini terlihat bagaimana pentingnya sebuah institusi dasar yang seringkali dianggap sederhana. Sebuah mentalitas, kebiasaan, perilaku akan terbentuk dan sangat berpengaruh melalui bagaimana lingkup keluarga itu berjalan dan memengaruhi segalanya. 

Keluarga memang tidak menjadi satu-satunya hal yang berpengaruh besar pada bagaimana seorang individu itu terbentuk.  Namun keluarga adalah bekal bagi setiap individu untuk membentuk pandangan dan pemahamannya dalam menjejaki institusi yang lebih kompleks. Bekal inilah yang nantinya akan berguna bagi setiap individu dalam beradaptasi, menyaring hal-hal yang menjadi dampak negatif dari perubahan sosial, globalisasi dan perubahan-perubahan lain yang ada dimasyarakat. Tak dapat dipungkiri bahwa perubahan sosial itu pasti ada dan terus terbaharui karena masyarakat bersifat dinamis dan segala hal yang melingkupinya akan terus mengalami perubahan.

Globalisasi yang kita kenal sebagai dampak dari perubahan sosial yang begitu marak terjadi hingga melahirkan pola pikir baru yang terkadang tak sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan yang dianut, seperti fenomena konsumerisme, materialisme, egoisme, dll yang menjadi cara pandang utama bagi sebagian besar masyarakat. Seiring berjalannya perubahan maka lahirlah berbagai lembaga-lembaga pendukung yang dibutuhkan masyarakat, seperti panti jompo yang sejatinya lahir untuk mengatasi keresahan seorang anak dalam mengurus orang tuanya, menampung para lansia yang terlantar, dll. Karena pada era globalisasi ini mengurus orang tua tidak lagi dianggap sebagai hal yang mulia. Kesibukan dunia, membentuk karier telah menjadi cara pandang yang lebih modern dan memiliki standar tinggi dimasyarakat.

Keluarga memang menjadi institusi dasar namun setiap individu yang sudah berada di lingkungan yang lebih kompleks seharusnya ia bisa mempersiapkan diri dalam membendung pengaruh negatif globalisasi dan modernisasi yang  berkembang dimasyarakat. Peranan institusi keluarga pun tak semulus dulu, pada nyatanya modernisasi dan globalisasi telah menyerang sendi-sendi kehidupan keluarga. Mempererat jaringan di antara anggota keluarga pun terbatas oleh asyiknya teknologi, sesuatu yang dibanggakan pada era modern ini.

Institusi keluarga perlu memperbaharui sistem dalam memperoleh perhatian anggota keluarga. Solidaritas, rasa saling percaya dan kasih sayang adalah suatu hal berharga yang tidak semua keluarga mampu menanamkannya di era modern ini. Lingkupnya boleh sederhana namun kualitasnya harus tetap ada, terbaharui dan mampu menjadi pelindung bagi seluruh anggotanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun