Mohon tunggu...
Ayu Syifa F
Ayu Syifa F Mohon Tunggu... -

Taoyan de lao ma !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Bersama Ayah

14 Mei 2013   14:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:35 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini kisah seorang Anak yang merindukan kasih sayang seorang ayah yang di karena kan sibuk dengan pekerjaan , suatu hari anak tersebut bertanya kepada ayah

Anak   : “ ayah besok hari minggu , apakah ayah mau menemani aku bermain golf ? “

Ayah   : “ Ayah tak bisa masih ada kerjaan yang harus di selesaikan “

Di saat itu aku pun sedih kenapa ayah selalu sibuk dengan pekerjaan yang terkadang harus sampai ke luar negri dan keluar kota yang berbulan - bulan padahal aku ingin selalu bersama ayah walaupun hanya sehari itu pun aku sudah cukup senang.

Pada hari itu sekolah aku mengadakan UKOM yang dimana orang tua tersebut akan di undang untuk menilai masakan anak nya sendiri , di saat itu aku senang pasti ayah akan memakan masakan ku sendiri. Sesampai di rumah aku langsung menelpon ayah

Anak   : “ Ayah di sekolah akan mengadakan ukom , yang dimana orang tua harus datang untuk  menilai anak nya sendiri “

Ayah   : “ Oh bagus kalau begitu “

Anak   : “ Ayah apa akan datang ? “

Ayah   : “ Ya , ayah akan datang “

Anak   : “ Terima kasih ayah ”

Empat hari kemudian ujian praktek pun di mulai dan aku mulai menghubungi ayah

Anak   : “ Halo , ayah udah di jakarta ? “

Ayah   : “ Ayah belum di jakarta , karena harus menemui client “

Anak   : “ Jadi ayah gak dateng ke sekolah aku ? “

Ayah   : “ Sepertinya ayah gak bisa “

Anak   : “ Oh ya sudahlah “

Di saat itu aku sedih sudah berapa kali ayah selalu menolak dan aku sangat iri dengan teman – teman yang orang tua nya datang untuk menilai masakan , berfoto – foto dengan orangtua tersebut , Seadainya ayah datang mungkin aku akan seperti itu .

Pada bulan April ayah datang ke jakarta membawa hadiah untuk ku , aku sangat senang dan aku membuka nya ternyata sebuah kalung dan baju yang bagus , malam hari aku belajar di temani oleh ayah karena aku tidak bisa matematika ,  ayah selalu mengajari ku terus karena ayah khawatir kalau UN nanti aku tidak akan lulus di karenakan matematika dan beberapahari ini aku ada kemajuan dalam matematika dan aku senang mungkin karena ayah selalu memaksa aku untuk belajar matematika , dulu ayah tidak pernah memaksa aku belajar matematika

Hari kamis sekolah ku akan mengadakan Doa bersama untuk para siswa yang akan menempuh ujian nasional  pada malam hari dan dimana semua siswa akan menginap di sekolah . pada saat pulang aku meminta izin kepada ayah kalau di sekolah mengadakan Doa bersama dan ayah pun mengizinkan aku ikut , di sore hari aku akan berangkat ke sekolah dan di saat itu juga aku mengenakan baju pemberian dari ayah , ketika ayah melihat aku mengenakan baju itu ayah terlihat senang dan setiba aku berpamitan kepada ayah tiba – tiba ayah bilang kepada ku

Ayah   : “ hati – hati di jalan , ayah takut kamu pergi “

Anak   : “ iya “

Jumat pagi aku pulang ke rumah karena doa bersama sudah selesai , sesudah sampai rumah aku bertemu dengan ayah sedang duduk dan saat itu ayah tumben sekali sangat perhatian sekali dengan ku sampai menyuruh ku tidur lagi dan di siang hari setelah ayah sudah sholat jumat , ayah mengetok pintuk untuk menyuruh ku makan siang aku pun segera bangun

Di saat makan ,  aku tidak makan di meja makan ayah tidak memarahiku malah ayah senyum dan becanda terus di saat itu aku merasa aneh padahal ayah tidak seperti ini dia selalu diam dan selalu sibuk dengan pekerjaan nya.Sampai selesai makan aku di suruh ayah tidur lagi padahal ayah tidak suka kalau selesai makan langsung tidur dan aku pun menurutinya.

Pada Jam 15.00 ada tetangga yang datang ke rumah , di saat itu aku melihat kakak kenapa nangis ? dan aku mulai bertanya kepada kakak , kakak pun menjawab bahwa ayah sudah meninggal , aku pun menangis kenapa harus secepat ini padahal pagi dan siang hari ayah masih sehat , senyum , becanda terus tapi kenapa di sore ini ayah malah meninggalkan ku begitu saja padahal aku baru saja senang seharian dengan ayah .Saat itu aku terus mengingat semua kenangan semasa tinggal bersama ayah .

Pada saat aku kepemakaman , seperti biasa nya aku selalu dengan ayah menjenguk ibu tetapi sekarang bergantian aku yang menjenguk mereka berdua sesampai di pemakaman ayah aku berfikir dan berkata dalam hati :

“ Terima kasih Ayah karena sudah menjaga serta mendidik ku sampai sebesar ini walaupun aku  pernah merasakan kasih sayang mu  itu hanya berapa jam tapi aku sadar bahwa aku belum membalas kebaikan mu tapi aku akan berjanji aku tumbuh menjadi anak yang bisa membanggakan mu dan membuatmu terseyum disana “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun