Teknologi nuklir pada dasarnya bersifat politis karena kegunaan militer dan kemampuan produksi energinya. Laporan ini bertujuan untuk mengkaji isu-isu nuklir dan implikasi dari kecelakaan yang disebabkan oleh nuklir terhadap stabilitas dan keamanan regional di Asia Timur. Teknologi nuklir dapat menimbulkan isu-isu politik yang berkaitan dengan pemerintahan domestik dan stabilitas internasional.
Secara ekonomi, teknologi nuklir telah menyediakan pasokan energi yang dapat diandalkan. Sebagai teknologi yang kontroversial, tenaga nuklir telah menimbulkan berbagai tantangan. Namun, teknologi nuklir dapat menimbulkan bencana yang merugikan dan parah yang mencemari lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Kecelakaan Chernobyl adalah bencana terkait nuklir yang paling terkenal di dunia. Kecelakaan ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kebijakan energi nuklir di Eropa. Di Asia Timur, ada bencana nuklir serupa, kecelakaan nuklir Fukushima, yang terjadi di Jepang pada tahun 2011 akibat gempa bumi Tohoku dan tsunami yang terjadi kemudian. Pembangkit listrik tenaga nuklir runtuh karena gempa bumi dan tsunami yang menyusul. Meskipun teknologi nuklir telah membentuk lanskap politik, ekonomi, dan keamanan di Asia Timur, potensi bahayanya cenderung terabaikan. Asia Timur adalah wilayah yang terkenal dalam menghadapi berbagai ancaman nuklir. Namun, sebagian besar negara Asia Timur telah mengembangkan teknologi nuklir baik untuk tujuan politik maupun ekonomi. Korea Selatan dan Jepang, yang memiliki sumber daya alam yang terbatas, bergantung pada energi nuklir untuk pasokan energi mereka. Lebih penting lagi, isu nuklir di Asia Timur sangat erat kaitannya dengan perdamaian dan stabilitas di tingkat internasional.Â
Latar Belakang Konflik
Di Asia Timur, beberapa peristiwa bersejarah telah membentuk pemahaman tentang energi dan tenaga nuklir, yang pada akhirnya mengarah pada pembangunan sejumlah besar pembangkit listrik tenaga nuklir. Pertama, dua bom atom di Jepang pada tahun 1945 menunjukkan kekuatan teknologi nuklir yang dahsyat di wilayah ini. Bagi orang Korea, tenaga nuklir dianggap sebagai alat yang ampuh untuk mewujudkan kemerdekaan mereka. Kedua, persaingan kekuatan besar selama Perang Dingin memecah belah wilayah ini dan memicu Perang Korea. Pecahnya Perang Korea merupakan salah satu peristiwa paling luar biasa dalam sejarah Asia Timur dan terus mengobarkan ketegangan militer di antara negara-negara Asia Timur. Keberadaan Korea Utara adalah produk dari warisan sejarah yang kompleks di Asia Timur Laut, dan ancaman nuklirnya adalah elemen paling menonjol dalam keamanan Asia Timur Laut. Korea Utara telah mengembangkan senjata nuklir dan rudalnya sendiri. Ancaman nuklir dari Korea Utara melahirkan narasi dan retorika yang menekankan perlunya tenaga nuklir dan energi di Asia Timur.
Dinamika Geopolitik
Terlepas dari kegunaan politik dan ekonominya, energi nuklir memiliki potensi bahaya yang sangat besar karena fasilitas limbah nuklir, kontaminasi radioaktif, dan paparan. Bahaya-bahaya ini telah menjadi kontroversi di seluruh dunia, dan beberapa kecelakaan yang disebabkan oleh nuklir telah terjadi di masa lalu, yang membawa dampak buruk pada lingkungan. Salah satu kecelakaan nuklir yang paling terkenal terjadi di Chernobyl pada tahun 1986. Insiden ini berdampak buruk pada negara-negara Eropa seperti Ukraina, Belarusia, dan Rusia. Selain itu, perdebatan mengenai tenaga nuklir muncul kembali di Eropa, dan penghentian penggunaan nuklir muncul kembali sebagai isu penting di Swedia (ibid). Demikian pula, kecelakaan nuklir serupa terjadi di Jepang akibat gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi dan tsunami Tohoku pada tahun 2011 merusak pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Bencana ini menyebabkan degradasi lingkungan akibat kontaminasi nuklir dan menyebabkan masalah sosial-politik yang parah di Jepang pada tahun-tahun berikutnya. Meskipun kekhawatiran tentang pembangkit listrik tenaga nuklir muncul di kalangan masyarakat di Jepang dan Korea Selatan, kedua negara tersebut cenderung tidak berhenti menggunakan energi nuklir. Pemerintah Jepang segera menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir setelah bencana tersebut. Di Korea Selatan, Presiden Lee Myung-Bak menekankan keamanan teknologi nuklir Korea. Sikap anti-nuklir sementara Jepang memudar dengan relatif cepat setelah bencana Fukushima. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi nuklir masih sangat penting bagi banyak negara Asia Timur.
Dampak Konflik
Bencana Fukushima menandai titik balik dalam kebijakan energi dan persepsi energi nuklir di Jepang dan negara-negara Asia Timur lainnya karena dampaknya yang sangat besar terhadap lingkungan. Gempa berkekuatan 9 SR memicu tsunami yang menghantam pantai timur laut Jepang pada tahun 2011. Bencana alam ini menyebabkan kontaminasi radioaktif di Jepang. Gempa bumi dan tsunami yang terjadi setelahnya tercatat sebagai bencana paling signifikan di Jepang sejak Perang Dunia Kedua dan merupakan bencana terbesar ketiga dalam sejarah Jepang modern. Reaktor tenaga nuklir Fukushima Daiichi runtuh sepenuhnya setelah dihantam gempa dan tsunami. Reaktor tersebut tidak terletak cukup tinggi di atas permukaan laut, sementara pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi tidak dipersiapkan untuk menghadapi kecelakaan nuklir. Meledaknya reaktor tenaga nuklir di Fukushima merupakan masalah besar, melepaskan bahan radioaktif dan menjadi salah satu bencana teknis dan bencana alam paling serius di dunia. Bencana Fukushima menjadi titik balik yang penting bagi masyarakat Jepang dan kebijakan energi Jepang secara keseluruhan.
Kesimpulan
Sengketa historis dan teritorial yang belum terselesaikan merupakan penghalang bagi perdamaian dan stabilitas di Asia Timur, dan tenaga nuklir telah menjadi pemicu konflik regional. Secara politis, negara-negara Asia Timur telah berada dalam keadaan tegang sejak era Perang Dingin, meskipun ada globalisasi dan saling ketergantungan ekonomi. Persaingan telah mendorong hubungan ekonomi-keamanan yang memperburuk ketegangan antar negara di wilayah ini. Di Asia Timur, kerja sama ekonomi cenderung diwarnai oleh masalah keamanan.
Negara-negara Asia Timur mencapai perkembangan ekonomi yang pesat berkat ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, terutama di Korea Selatan dan Jepang. Namun, meskipun negara-negara ini menggunakan tenaga nuklir untuk tujuan damai, tenaga nuklir masih memiliki potensi untuk memicu konflik di antara negara-negara Asia Timur.