Mohon tunggu...
Ayu Sri Lestari
Ayu Sri Lestari Mohon Tunggu... Penjahit - SMK NEGERI 1 KERTOSONO

Lakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

Selanjutnya

Tutup

Money

Bentuk Komitmen Menurut Meyer dan Allen

2 Juni 2022   12:08 Diperbarui: 2 Juni 2022   14:05 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Semoga bermanfaat, bisa membantu teman - teman. 

Kita bahas bentuk komitmen menurut Meyer dan Allen ya, meskipun sebenarnya masih banyak bentuk kominten yang lainnya tapi disini hanya membahas menurut Meyer dan Allen aja.


a. Komitmen afektif
Komitmen afektif dapat dikatakan ketertarikan emosi individu, memihak, dan terlibat dalam organisasi secara khusus (Laschinger et al,. 2001). Komitmen afektif juga dapat di artikan perasaan suka atau tertarik terhadap organisasi (Meyer et al., 1993). Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat bekerja dalam organisasi karena "mereka ingin". Komitmen afektif dalam organisasi berhubungan positif dengan kinerja tugas.


b. Komitmen berkelanjutan atau abadi
Komitmen yang abadi menggambarkan bahwa kesadaran karyawan terhadap biaya yang berhubungan dengan meninggalnya organisasi. Individu dengan komitmen yang tinggi yakin akan manfaat untuk menetap atau bertahan dalam organisasi daripada menerima konsekuensi jika meninggalkan organisasi karena "mereka membutuhkan".Meskipun karyawan dengan komitmen yang tinggi juga memungkinkan meninggalkan organisasi, rendahnya perputaran terjadi atas biaya perjanjian karyawan, kepuasan kerja dan rasa percaya diri. Hackett et al. (1994) menyatakan bahwa komitmen afektif dalam organisasi berhubungan secara positif dengan kinerja, Namun hubungan antara komitmen Abadi dalam organisasi dengan kinerja tidak signifikan.


c. Komitmen normatif
Komitmen normatif menggambarkan perasaan kewajiban individu untuk tetap berada dalam organisasi (Laschinger, 2001). Karyawan juga mempunyai komitmen normatif tinggi karena mereka merasa bahwa mereka harus melakukan hal tersebut (Meyer et al., 1993). Pengalaman yang positif akan memberikan kontribusi terhadap komitmen, khususnya komitmen afektif. Namun, pengalaman yang sama tersebut akan berpengaruh negatif bila berhubungan dengan komitmen Abadi titik baik komitmen afektif maupun komitmen normatif berhubungan positif dengan kinerja maupun perilaku kewarganegaraan organisasi sementara komitmen abadi tidak berhubungan atau berhubungan negatif dengan kinerja dan perilaku kewarganegaraan organisasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun