Mohon tunggu...
Ayu Sintha
Ayu Sintha Mohon Tunggu... PNS -

Life for the present n future time n not living for the past.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tradisi Dayak Ngaju dalam Membangun Rumah

9 November 2015   00:22 Diperbarui: 9 November 2015   00:55 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar di atas adalah "Ancak", ini merupakan bagian dari syarat membangun rumah dalam Suku Dayak Ngaju di Provinsi Kalimantan Tengah.

Ritual ini masih dilestarikan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.Walaupun sekarang aturan adatnya tidak seketat tempoe doloe. Tapi bagi kaum tua ataupun para tetua adat kami masih melestarikan adat tersebut.Biasanya ini dibuat sebelum proses mengangkat kuda-kuda rumah keesokan paginya.

Ancak di atas adalah buatan ayahku yang mulai kukuh melestarikan warisan budaya leluhur kami.Terutama sekali sejak rumah kami sempat kebakaran 2013 lalu.Berkaca dari pengalaman rumah sebelumnya yang dibangun tanpa banyak syarat hanya sekedar seremonial saja dengan mengundang keluarga dekat dan para tetangga untuk acara makan-makan sesudah gotong royong mengangkat kuda-kuda rumah kami yang lama.

Ancak ini dibuat ayah saya ketika memperbaiki atau mengganti kuda-kuda tempat tinggalnya yang baru.Sebenarnya ini bukanlah tempat tinggal ayah tapi rumah kakek saya yang didiami oleh ayah saya sekarang berhubung anggota keluarga yang lain tidak mau tinggal di tempat tersebut, sudah direncanakan dijual tapi tidak laku-laku juga padahal tawarannya sudah turun dari tahun ke tahun.

Kebetulan juga rumah kakekku pernah kebakaran juga 25 tahun yang lalu.Jadi ini kuda-kuda rumahnya yang ketiga kali diganti. Biasanya Ancak dibuat sehari sebelumnya dan dipasang pada salah satu kuda-kuda yang terpancang pada pagi hari sekali ketika sunrise belum lah muncul.Selain itu jika kuda-kuda rumah dan Ancak ini sudah terpasang barulah kita boleh mengundang keluarga, kerabat dan tetangga untuk acara makan-makan.Menu wajib biasanya harus terbuat dari daging ayam kampung sebab darah ayam ini dipakai juga untuk membersihkan rumah dari segala malapetaka dan bahaya dalam kepercayaan adat kami.

Jika ini dikaitkan dengan perkembangan zaman dan agama, tentu saja hal ini tidak sesuai. Tapi tetap saja banyak yang melestarikan hal-hal seperti ini walaupun sudah berganti kepercayaan dari kepercayaan lama dalam suku kami.

Syarat untuk kuda-kuda rumah ini berbeda terhadap tiap rumahnya.Dimana jika rumah yang masih baru bisa hanya ayam kampung sebagai salah satu syarat hewan dalam acara tsb.Tetapi jika rumah lama bisa juga tetap ayam kampung, hanya jika rumah tersebut pernah kena kebakaran atau didatangi Hantu Api istilah kami maka harus dibersihkan dulu dari hal-hal tersebut supaya tidak kejadian lagi barulah acara menaikkan kuda-kuda rumah dilakukan.

Selain itu tentu saja orang Dayak biasanya melakukan acara menaikkan kuda-kuda rumah saat bulan muncul atau tergantung penampakkan bulan tiap harinya.Hal ini juga berlaku untuk pesta pernikahan dalam Suku Dayak.Paling sering dihindari jika pelaksanaannya pada hari Selasa dan Jumat selain juga pelaksanaanjyavdalam bulan Februari.Hal ini hampir mirip jika ada yang meninggal biasanya tidak dikuburkan pada hari Selasa dan Sabtu. Begitu juga jika bepergian hari Selasa biasanya dihindari untuk melakukan perjalanan jauh.

Padahal jika dipahami pada dasarnya semua hari baik.Bahkan ketika mama saya masih hidup beliau yang selalu mengingatkan saya petuah tentang hari-hari tersebut.Sebab menurut beliau hari selasa adalah saat orang-orang melepas teman gaibnya.

Itulah sekilas tentang Ancak dalam kepercayaan adat kami.Mungkin di kota lain ada yang dilakukan sama seperti kami.Berbincang-bincang dengan tetangga saya, beliau mengatakan bahwa dalam Suku Banjar ada acara atau pesta makan-makan sesudah mengangkat kuda-kuda rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun