Mohon tunggu...
Ayu Shanty
Ayu Shanty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a simple women ^_^

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pemerintah Dukung "Bisnis Perdagangan Wanita"?

26 Februari 2015   04:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pertanyaan tabu yang mungkin tak pernah ada kalimat tepat sebagai jawaban. Bagaimana tidak? Seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari daerah terpencil hingga kota besar, orang-orang dewasa khususnya; kita semua tahu, bahwa pemerintah seolah "pura-pura tidak tahu" bahwa bisnis mesum ini semakin merajalela. Dan mengapa demikian? Entahlah, saya belum dapat bocoran, haha ....

Balik ke laptop; human trafficking. Saya tidak ingin membahas "legal atau tidak legal"-nya perbudakan ini, karena itu hanya akan mencap pemerintah kita "lalai" dan "munafik"! Tidak. Saya hanya ingin menyampaikan unek-unek dan kekecewaan terhadap entah apa, entah siapa akan hal ini. Juga dampak negatif yang sudah tentu semua kalangan pun tahu bahayanya seperti apa.

Saya sangat menyayangkan sikap pemerintah yang seolah memberi peluang kepada "Aids" untuk melebarkan sayapnya di negeri tercinta ini. Sebagai contoh; dulu saya bertugas sebagai kader kesehatan yang ditugaskan memberi penyuluhan dan dan penerangan kepada para "PSK" di kafe-kafe hiburan di sebuah kota wisata, tepatnya pantai wisata. Di sana kami (saya dan rekan-rekan) bekerjasama dengan para dokter dan pusat pelayanan kesehatan setempat untuk mengampanyekan slogan "No Kondom No Sex) tapi ya itu tadi, sebatas slogan! Toh segiat dan secerewet apapun kami ngoceh seputar bahaya penyakit kelamin tersebut, tetap saja ada beberapa yang terjangkit PMS alias Penyakit Menular Sexual itu.

Dan ketika kami melakukan survei, hampir dari setengah mereka tidak mengenakan kondom saat berhubungan intim. Sedangkan mereka bergonta-ganti pasangan setiap malamnya. Dan jujur saya menangis kala mengetahui ada seorang PSK yang terjangkit HIV dan ia hamil, lalu bayinya meninggal dunia sesaat setelah dilahirkan.

Bagaimana sikap pemerintah setempat menangani kasus ini? No comment! Semua seolah tutup telinga, sebodo karep. Dan itu membuat penilaian saya minus terhadap pemerintah!

Mengapa mereka, para 'wanita nakal' itu melakukan 'kenakalan'? Alasannya teramat sepele; beban ekonomi! Mengapa sepele? Karena banyak pekerjaan halal yang lebih layak dan aman daripada harus menjual diri!

Tapi, itu argumen kita, yang lebih beruntung tidak mengerjakan hal seperti itu. Yang masih berfikir logis dalam bertahan hidup. Lalu mereka? Tidak adakah pembelaan bagi para 'wanita sesat' itu?

Andai saja pemerintah menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi para perempuan, berpendidikan tinggi atau yang tidak pernah sekolah sama sekali, sesuai kemampuan masing-masing, mungkin angka kehancuran dunia karena Aids dapat sedikit menurun. Meski penyakit itu tak hanya disebabkan oleh "pelac*ran".

Dan yang paling fatal pertanyaan saya; bisakah pemerintah me-nonaktif-kan bisnis prostitusi baik yang terbuka atau pun tertutup, agar harga diri wanita tidak disejajarkan dengan 'sampah'?

Untuk para pemimpin rakyat; jangan tutup mata kalian!
After thought, Feb '15

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun