Mohon tunggu...
Ayu Setia Ningsih
Ayu Setia Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Batam-Indonesia

Teacher- Mother-Entrepreneur-Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Tumbuh dengan Cinta Melalui Kolaborasi Guru dan Orangtua

30 Oktober 2023   15:35 Diperbarui: 30 Oktober 2023   15:39 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Freepik_happy asian family

Akhir-akhir ini, media sosial dikejutkan dengan maraknya kasus perundungan yang dilakukan oleh peserta didik. Tidak hanya murid vs murid, tetapi ada pula murid vs guru di sekolahnya. Terdengar sangat miris, dunia pendidikan dihiasi oleh kekerasan baik secara verbal maupun non verbal. Tentu saja, sebagai pendidik perlu melihat hal ini dari berbagai aspek. Kita tidak dapat serta merta menyalahkan peserta didik secara sepihak. Namun, kita tidak pula dapat memaklumi hal negatif ini terjadi di ranah pendidikan Indonesia.

Bapak/Ibu guru hebat, tugas kita adalah menuntun dan bukan menuntut. Menuntun laku anak untuk dapat menebalkan karakter baik di dalam dirinya. Kodrat mereka lahir adalah untuk tumbuh sesuai dengan bahagia dan dapat diterima oleh masyarakat. Dua poin ini yang kemudian perlu kita lihat sebagai indikator perilaku kekerasan yang terjadi belakangan ini. Apakah mereka bahagia? apakah mereka diterima di dalam masyarakat seperti keluarga, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah?

Perilaku kekerasan yang mereka tunjukkan tentu berlatar belakang yang dapat kita observasi. Seperti gunung es di lautan, bisa saja keseharian mereka adalah sebagian kecil yang kita ketahui, tetapi di dasar lubuk hatinya, mereka terluka dan memendam banyak masalah atau bahkan penolakan dari lingkungannya.

Berikut beberapa peran di lingkungan dalam pembentukan karakter si peserta didik:

1. Orang tua

Keluarga adalah lingkungan pertama bagi mereka untuk dapat belajar mengolah emosional dan penanaman budi pekerti. Mereka mencontoh apa yang mereka lihat di dalam lingkungan pertamanya itu. Sudahkah keluarga memberi teladan yang baik? Adakah konflik keluarga yang timbul di dalamnya? Bagaimana cara orang tua menyelesaikan masalah mereka? Tentu anak-anak akan mengobservasi apa yang mereka alami sehari-hari. Penerimaan secara utuh oleh keluarga adalah hal yang utama. Hal ini berarti, anak tersebut tumbuh dengan bahagia tanpa luka di hati, ingatan, dan fisiknya.

2. Lingkungan rumah

Lingkungan pergaulan anak perlu dipantau secara tegas oleh orang tua. Lagi-lagi peran orang tualah yang bermain di sini. Anak dapat mencontoh dari lingkungan, ia berinteraksi dengan banyak orang sehingga banyak pula informasi yang mereka terima. Orang tua perlu menjadi benteng utama dalam hal ini. Keterbukaan sedari dini akan membuat anak-anak senang bercerita kepada kedua orang tua tentang apa yang ia alami.

3. Media sosial

Anak-anak hingga usia remaja masih memerlukan bimbingan untuk berselancar di dunia media sosial. Peran guru dan orang tua sudah seharusnya berkolaborasi di sini. Edukasi penggunaan media sosial yang bijak perlu sekali dilakukan. Anak-anak perlu diarahkan dan dibimbing dalam menerima informasi dan gaya hidup yang sedang popular, serta nilai mana yang patut dan yang tidak patut untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun