COVID-19 atau dikenal dengan nama Corona tidak berujung adanya kejelasan kapan akan usai. Buntut dari permasalahan ini mengakibatkan aktivitas warga Desa Kedungudi yang beralamatkan Jl. Candi Selokelir, Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, ini mengalami terhambatnya berbagai macam aspek bidang, diantaranya ada aspek ekonomi dan Pendidikan. Kami dari kelompok 37 Gelombang 2 yang beranggotakan : Fahmi, Dani, Riris, Bella, dan Ayu ingin membantu warga desa tersebut agar bisa menghadapi dan memberikan solusi dari dampak virus corona. Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat program salah satunya ialah Rumah Belajar. Kegiatan Belajar Mengajar ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Desa Kedungudi, Trawas. Antusias yang dipancarkan oleh anak-anak Tk ini pun membawa hal positif untuk kami agar semangat mengajar. Tidak hanya mengajar kami pun membuat suatu ajang pencarian bakat dimana untuk mengasah kemampuan mewarnai dan membaca cerita yang bagus dan terampil. Agar peserta semangat kami mempunyai ide agar jika hasil pewarnaannya bagus serta intonasi dalam membaca nya bagus maka akan mendapat hadiah berupa Buku Cerita dan Crayon serta ada camilan. Dan tentu saja anak-anak tersebut sangat Bahagia dan bersemangat untuk Kembali ke sekolah lagi.
Desa.Kedungudi kaya akan tanaman umbi-umbian dan sawah yang luas. Letaknya yang diapit dan dikelilingi oleh gunung membuat hawa desa ini menjadi sejuk dan cocok untuk ditanami segala jenis umbi seperti membuka ladang dilereng bukit dan lahan dipersawahan. Kali ini kelompok 37 menyoroti akan kayanya sumber daya alam tanaman umbian seperti singkong serta kemampuan branding untuk UMKM. Beruntung sekali singkong ini karena dimanfaatkan oleh salah satu warga desa yang merupakan Ibu pemilik warung yang ada disana untuk dapat diolah menjadi kerupuk samiler. Pembuatannya yang sederhana dan khas membuat kerupuk ini mempunyai rasa tiada duanya. Akan tetapi dalam hal branding UMKM ini mengalami kelemahan. Atas dasar pertimbangan tersebut kami memutuskan untuk memberikan solusi yang tepat untuk kemasan dan membantu memasarkan kerupuk samiler tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H