Gaya hidup sehat memegang peranan yang krusial dalam kehidupan mahasiswa. Selama masa perkuliahan, mahasiswa kerap dihadapkan pada tekanan akademik yang berat, jadwal yang sibuk, dan pola hidup yang cenderung tidak teratur. Oleh sebab itu, menerapkan gaya hidup sehat bukan hanya menjadi pilihan, melainkan sebuah kebutuhan mendasar. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan mengenai pengaruh olahraga bagi menjaga gaya hidup sehat mahasiswa. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan data sekunder, yang diperoleh melalui studi kepustakaan atau library research. Olahraga terbukti efektif dalam mengurangi stres, meningkatkan mood, dan membantu mengatasi gejala depresi dan kecemasan. Partisipasi dalam olahraga juga memberikan manfaat akademis, seperti peningkatan konsentrasi, produktivitas, dan kemampuan multitasking, serta berkontribusi pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial mahasiswa. Namun, tantangan seperti keterbatasan waktu, tekanan akademis, kurangnya fasilitas, dan biaya dapat menjadi hambatan bagi mahasiswa dalam berolahraga secara teratur.
Mahasiswa sebagai kelompok demografis yang penting dalam masyarakat menghadapi tantangan unik dalam menjaga gaya hidup sehat di tengah tekanan akademik yang intens (Yokoyama, 2023). Memahami secara mendalam pandangan mahasiswa terhadap olahraga dapat memberikan wawasan berharga untuk mahasiswa menjaga gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat memegang peranan yang krusial dalam kehidupan mahasiswa. Selama masa perkuliahan, mahasiswa kerap dihadapkan pada tekanan akademik yang berat, jadwal yang sibuk, dan pola hidup yang cenderung tidak teratur. Oleh sebab itu, menerapkan gaya hidup sehat bukan hanya menjadi pilihan, melainkan sebuah kebutuhan mendasar (Kasingku, 2023).
Gaya hidup sehat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, memperkuat daya tahan tubuh, serta mendukung produktivitas optimal dalam meraih pencapaian akademik dan sosial (Atina, 2021). Lebih jauh, kebiasaan seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta mendapatkan waktu tidur yang cukup sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup sekaligus membantu mahasiswa mengelola stres yang sering menyertai masa perkuliahan (Ilmi dkk, 2022). Dengan menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, mahasiswa dapat mengoptimalkan potensi diri dan membangun dasar kesehatan yang kokoh untuk masa depan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfian (2018) dalam studi berjudul "Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Sari Mulia", ditemukan bahwa dari total responden, sebanyak 29 mahasiswa (46,0%) rutin berolahraga, sementara 34 mahasiswa (54,0%) tidak melakukan olahraga. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa tingkat stres yang dialami mahasiswa terbagi menjadi 17 orang (27,0%) dengan tingkat stres ringan, dan 46 orang (73,0%) dengan tingkat stres sedang.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan mengenai pengaruh olahraga bagi menjaga gaya hidup sehat mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara khusus bagi peneliti maupun secara umum bagi para pembaca. Temuan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi acuan dan landasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, sehingga dapat mendukung relevansi dan akurasi dalam proses penarikan kesimpulan di masa mendatang.
Â
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut menggunakan metode dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang berlandaskan pada filosofi tertentu untuk mengkaji fenomena ilmiah (eksperimen). Dalam metode ini, peneliti berperan sebagai instrumen utama, dengan teknik pengumpulan data yang bersumber dari data kualitatif dan berfokus pada makna. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yang diperoleh melalui studi kepustakaan atau library research. Setelah data dikumpulkan, data tersebut dianalisis secara mendalam dan diinterpretasikan untuk menghasilkan simpulan yang relevan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Olahraga memainkan peran penting dalam mendukung gaya hidup sehat mahasiswa dan tidak boleh diabaikan. Manfaatnya mencakup berbagai aspek, mulai dari kesehatan fisik hingga mental dan sosial (Ilhamuddin dkk, 2022). Dari sisi fisik, aktivitas olahraga secara rutin dapat membantu mahasiswa menjaga berat badan ideal, meningkatkan fungsi jantung dan sistem pernapasan, serta memperkuat sistem imun tubuh. Selain itu, olahraga berperan dalam menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan gangguan kardiovaskular.
Olahraga terbukti efektif untuk mengurangi stres, memperbaiki suasana hati, dan meredakan gejala depresi serta kecemasan (Saputra dkk, 2023; Agita, 2021). Partisipasi dalam aktivitas olahraga juga memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mempererat hubungan sosial, meningkatkan keterampilan interpersonal, serta merasa menjadi bagian dari komunitas yang peduli pada kesehatan. Olahraga tidak hanya memperkuat kondisi fisik, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan mental dan sosial. Hal ini menjadikannya komponen esensial dalam gaya hidup sehat mahasiswa yang tidak dapat tergantikan (Hindun & Agustina, 2022).
Manfaat dan peran olahraga bagi mahasiswa yang positif ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zuriaturizky dkk (2024) mengenai motivasi mahasiswa dalam aktivitas olahraga yakni tingkat motivasi mahasiswa dalam berolahraga menunjukkan variasi, dengan rincian 14,29% berada pada kategori sangat buruk, 11,43% buruk, 37,14% cukup, 25,71% baik, dan 11,43% sangat baik. Mayoritas motivasi mahasiswa berasal dari motivasi intrinsik sebesar 58,32%, sementara motivasi ekstrinsik berada pada angka 41,68%. Kegiatan olahraga rekreasi terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi berolahraga karena sifatnya yang ringan, menyenangkan, serta mampu membantu mengurangi stres.
Olahraga memiliki peran signifikan dalam menjaga gaya hidup sehat di kalangan mahasiswa, sebagaimana tercermin dalam berbagai hasil riset. Mahasiswa secara umum menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya kesehatan fisik dan mental. Partisipasi mereka dalam kegiatan olahraga dianggap sebagai cara efektif untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Olahraga membantu menjaga kebugaran tubuh, mengurangi stres, dan meningkatkan energi, yang pada akhirnya mendukung kualitas hidup mahasiswa.
Selain manfaat kesehatan, olahraga juga memberikan dampak positif terhadap aspek akademis. Hasil wawancara dan survei menunjukkan bahwa mahasiswa yang rutin berolahraga cenderung mengalami peningkatan konsentrasi dan produktivitas (Zuriaturizky dkk, 2024). Aktivitas olahraga juga membantu mereka mengelola waktu dengan lebih efisien, memperbaiki kemampuan multitasking, dan menjaga keseimbangan antara akademik dan kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, olahraga turut berkontribusi pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial mahasiswa. Kegiatan olahraga tim, misalnya, memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar tentang kerjasama, kepemimpinan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini tidak hanya relevan dalam konteks olahraga tetapi juga berguna dalam berbagai aspek kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Namun demikian, ada sejumlah tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam mengintegrasikan olahraga ke dalam rutinitas harian mereka. Beberapa hambatan umum meliputi (Ichsanudin dkk, 2023):
1. Waktu yang Terbatas
Jadwal padat dengan kuliah, tugas, dan kegiatan ekstrakurikuler sering kali menyulitkan mahasiswa untuk menyisihkan waktu khusus untuk berolahraga.
2. Tekanan Akademis
Tuntutan akademis yang tinggi, terutama selama masa ujian atau tenggat tugas, sering kali membuat mahasiswa lebih fokus pada studi dan mengabaikan aktivitas fisik.
3. Fasilitas dan Akses
Tidak semua kampus menyediakan fasilitas olahraga yang memadai atau mudah diakses. Keterbatasan fasilitas seperti gym atau lapangan olahraga menjadi kendala bagi banyak mahasiswa.
4. Biaya
Keanggotaan gym atau partisipasi dalam program olahraga tertentu sering kali memerlukan biaya tambahan, yang menjadi hambatan bagi mahasiswa dengan keterbatasan finansial.
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, mahasiswa perlu menyusun strategi dan memprioritaskan gaya hidup sehat dengan lebih terencana. Membuat jadwal terstruktur yang mencakup waktu khusus untuk olahraga dan istirahat, mengelola waktu dengan lebih efektif, serta menerapkan pola makan sehat adalah langkah-langkah penting yang dapat membantu mengatasi kendala yang dihadapi (Putri & Pratama, 2022). Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, didukung oleh dorongan dari teman, keluarga, maupun lembaga pendidikan, juga memainkan peran besar dalam membantu mahasiswa tetap menjalani gaya hidup sehat.
Dengan mengenali hambatan yang ada dan berupaya mengatasinya, mahasiswa dapat menjalani pola hidup sehat yang tidak hanya mendukung pencapaian akademis mereka, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan (Audinah et al., 2019). Marcus dalam Ichsanudin dkk (2023) mengemukakan bahwa terdapat berbagai pendekatan dalam sosialisasi olahraga yang bertujuan untuk mendorong individu berpartisipasi dan konsisten dalam melakukan kegiatan olahraga. Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi:
1. The Health Belief Model
Pendekatan ini menekankan bahwa individu terlibat dalam perilaku kesehatan yang baik, termasuk olahraga atau aktivitas fisik, karena dua alasan utama: Pertama, keyakinan bahwa olahraga atau aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Kedua, kepercayaan bahwa olahraga memberikan manfaat berupa kebugaran fisik.
2. Theory of Reasoned Action
Teori ini berlandaskan gagasan bahwa tindakan seseorang biasanya dilakukan karena adanya keinginan untuk melakukannya. Untuk memprediksi apakah seseorang akan berolahraga, penting untuk memahami alasan di balik keinginan tersebut. Pendekatan ini mengacu pada sikap individu terhadap perilaku tertentu dan pandangan mereka terhadap norma-norma subjektif, yaitu persepsi individu tentang opini orang lain serta motivasi untuk mengikuti pendapat mayoritas. Sikap tersebut dipengaruhi oleh keyakinan terhadap hasil dari tindakan yang dilakukan serta nilai yang dirasakan dari tindakan tersebut.
3. Theory of Planned Behavior
Teori ini menyatakan bahwa niat seseorang tidak selalu menjadi inti perilaku, terutama ketika kontrol atas perilaku tersebut terbatas. Pendekatan ini memperkenalkan konsep kontrol perilaku yang merujuk pada persepsi individu terhadap kapasitas mereka untuk melakukan perilaku tertentu, yang memengaruhi hasil yang diperoleh. Konsep ini serupa dengan gagasan self-efficacy yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Pendekatan ini berpendapat bahwa meskipun sikap dan norma subjektif mendukung perilaku tertentu, niat untuk melakukannya mungkin tidak kuat jika individu merasa kekurangan sumber daya atau kapasitas untuk mewujudkan perilaku tersebut.