Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terpeleset "Nginggris" Ala Mbak Sarah

20 Juni 2010   17:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Salah satu stasiun televisi di Indonesia sudah beberapa waktu ini mengadakan sebuah acara pencarian talenta berjudul "Indonesia Mencari Bakat" dan kebetulan malam ini (20/06) saya menontonnya. Sambil menyantap mi soto susu resep dari teman, saya melihat para peserta yang menampilkan bakat mereka sebaik mungkin. Ada yang menari, menyanyi, bermain drum, bermain Sasando, dan ada pula yang bermain api ("api" dalam artian yang sesungguhnya, hehe...).

Malam ini sepertinya adalah malam untuk menentukan siapa yang akan tersingkir dari panggung acara tersebut. Penentuan didasarkan pada jumlah SMS dukungan yang masuk dan keputusan hasil rapat "dewan juri." Dewan juri, yang sekaligus berperan sebagai komentator, dalam acara tersebut berasal dari kalangan artis, salah satunya adalah Sarah Sechan.

Sebagaimana biasa, para anggota dewan juri memberikan tanggapan dan penilaian mereka terhadap penampilan peserta. Nah, malam ini, Mbak Sarah, entah sengaja atau tidak, melontarkan sebuah kosakata baru bagi saya (mungkin sudah pernah beliau sebutkan sebelumnya) yang beliau ulang beberapa kali. Kata itu adalah "repetitious." Ketika mengomentari penampilan salah satu kelompok tari bernama Rumingkang, Mbak Sarah lebih memilih kata "repetitious" yang mungkin terasa lebih legit di lidahnya daripada kata "berulang-ulang" yang terlalu biasa karena merupakan bahasa sehari-hari kita.

Akan tetapi, kata "nginggris" berlegit rasa itu ternyata tak pernah ada dalam kamus Bahasa Inggris. CObalah barang sejenak membuka kamus bahasa Inggris dan carilah kata "repetitious" di dalamnya atau cobalah membuka program "Microsoft Word" lalu ketik kata tersebut dan tekan tombol Ctrl+F7 ("thesaurus"/sinonim), maka Anda takkan menemukan apapun. Hasilnya akan berbeda jika Anda mencari atau mengetik kata "repetitive." Inilah kata yang mungkin ingin dikatakan oleh Mbak Sarah, namun karena satu dan lain hal, terpelesetlah lidahnya sehingga mengucapkan "repetitious" secara "repetitive" (berulang-ulang).

Memang, beberapa kata sifat dalam kaidah bahasa Inggris menggunakan akhiran -ious/-uous, seperti dalam "prestigious", "ambiguous", "cautious", dan "dangerous", namun rumus ini tidak berlaku untuk semua kata. Sayangnya, kata kerja "repeat" (mengulang) yang berubah menjadi "repetition" (pengulangan) ketika berdiri sebagai kata benda, memakai imbuhan -ive untuk kata sifatnya ("repetitive").

Seandainya saja Mbak Sarah mau menggunakan bahasa Indonesia yang lebih gampang diucap dan mudah dicerna (berapa persen penikmat acara tersebut yang mengerti apa yang ingin beliau sampaikan?), mungkin saya tak perlu membuat tulisan ini atau mungkin saya yang terlalu kritis untuk permasalahan "sepele" seperti ini. Akan tetapi, menurut saya ini adalah pembelajaran bagi kita semua yang berwarga negara Indonesia untuk berpandai-pandai mengatur lidah kita (terutama jika di hadapan umum) dalam memilah dan memilih kosakata. Pilihlah bahasa Indonesia yang sewajarnya, tak perlu diinggris-inggriskan. Jika tidak, pengalaman terpeleset ketika "nginggris" seperti yang dialami Mbak Sarah bisa terulang pada kita. Malu ah. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun