Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penulis Tamu di Kompasiana

29 November 2010   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12910121701289795832

[caption id="attachment_77667" align="alignright" width="280" caption="Ruang Tamu/duaputrautama.ueuo.com"][/caption] Tamu. Tamu bukanlah penghuni tetap. Tamu bisa sewaktu-waktu datang dan pergi. Tamu, dalam tradisi kita, selalu mendapat penghormatan lebih daripada penghuni rumah. Itulah kelebihan (baca: keberuntungan) tamu, selalu mendapat tempat terhormat. Sebagai penghuni rumah, saya tidak pernah dan tidak juga mengharapkan tempat terhormat. Toh, se-terhormat-terhormatnya tempat itu, itu adalah bagian dari rumah tinggal saya. Justru sebagai penghuni saya memiliki banyak kelebihan daripada tamu. Saya bebas menjelajahi tiap sudut rumah tinggal saya kapanpun saya mau. Tidak ada yang berhak melarang saya. Saya pun tak perlu minta ijin untuk melakukannya. Saya bebas pula makan dan minum dari persediaan yang ada di rumah tinggal saya, lagi-lagi tanpa perlu ijin. Memang sih, kadang keberadaan tamu itu tidak mengenakkan, apalagi jika saya sedang tidak ingin dikunjungi. Namun, dengan terpaksa karena tuntutan etika, saya meladeninya, membiarkannya duduk berleha-leha layaknya raja. Bukankah katanya tamu adalah raja? Kompasiana yang konon disebut juga sebagai Rumah Sehat adalah rumah hunian saya. Saya bebas "ngelayap" ke mana saja, bertegur sapa dengan penghuni lainnya, dan mengambil makanan dan minuman sesuka hati saya. Sebagai salah satu penghuni, maka saya pun dengan bangga menyandang predikat "kompasianer." Predikat itu (seharusnya) adalah salah satu kelebihan saya dibandingkan para tamu. Nah, sebagai konsekuensinya, yang namanya penulis tamu ya tidak menyandang predikat itu. Itu logikanya. Kemudian, tentu saja, sebagai tamu beliau-beliau ini akan selalu mendapat tempat terhormat dalam Rumah Sehat ini. Itu juga logikanya. Tak peduli miskin atau kaya, pintar atau bodoh, menarik atau tidak, tamu akan selalu mendapat prioritas. Para penghuni harap maklum. Ya, namanya juga penghuni, maka saya punya kewajiban juga untuk menyenangkan para tamu. Rumah harus rajin dibersihkan, agar para tamu merasa betah bertandang. Tamu sih bebas saja bertandang, saya sebagai penghuni akan selalu siap mengucap selamat datang, tapi jangan lupa oleh-olehnya. Nah, kalau merasa terlalu sering bertamu, sebaiknya segera urus KTP untuk menjadi penghuni baru, gratis kok, lagipula kamar di sebelah saya juga masih kosong tuh. Salam penghuni! :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun