Pagi tadi, saya berangkat naik bus Transjakarta dari daerah Kedoya, Jakarta Barat. Biasanya, saya harus turun di halte Grogol untuk berganti bis, dan kadang, karena sudah didesak-desak calon penumpang di belakang, saya harus naik bis yang hanya sampai halte Harmoni, lalu "menantri" (baca: menanti dan mengantri) bus Transjakarta ke arah Pasar Baru.
Akan tetapi, ternyata hari ini sedang diadakan uji coba jalur baru, sehingga bus yang saya tumpangi bertrayek baru, yakni jurusan Lebak Bulus-Harmoni, sehingga saya terbebaskan dari keharusan berjalan kaki menyeberang dari halte Grogol II ke Grogol I. Sungguh trayek yang sangat menguntungkan bagi saya, meski tidak bagi yang lain.
Lazimnya, setelah dari halte Grogol bus akan berhenti di halte Sumber Waras tak jauh dari situ. Akan tetapi dengan trayek baru ini, bus langsung melaju ke halte Harmoni. Akibatnya, banyak orang yang terpaksa "mampir" dulu ke halte Harmoni, baru naik bus yang berhenti di sana. Ketika menantri di Harmoni, saya melihat wajah-wajah kesal ketika petugas menawarkan jurusan Lebak Bulus kepada mereka, karena mereka ingin menuju Tarakan, rute yang biasanya dilalui oleh bus tersebut.
Banyak yang salah naik bus Transjakarta hari ini, dan hal ini sebenarnya tak perlu terjadi jika ada sosialisasi yang cukup sebelumnya. Sejauh yang saya baca di koran, sosialisasi--yang juga tergolong mendadak--hanya seputar dihapuskannya trayek beberapa bus umum yang bersinggungan dengan trayek bus Transjakarta koridor IX dan X. Tak ada sosialisasi tentang trayek baru bus Transjakarta. Di situs resmi Transjakarta pun tidak ada pemberitahuan mengenai hal ini, bahkan peta rutenya pun belum diperbarui.
Dengan kekuatan armada dan personel serta media yang lebih dari cukup, pengelola Transjakarta bersikap seolah kita masih hidup di masa ketika televisi masih barang langka dan hanya bisa ditonton di balai desa. Mereka bisa saja mencantumkan pengumuman secukupnya di halte-halte mereka, paling tidak seminggu sebelumnya. Tapi jangankan pengumuman kepada masyarakat, petugasnya sendiripun tadi terkesan baru tahu setelah masuk kerja pagi ini.
Bolehlah uji coba, saya rasa tidak akan ada yang keberatan, asal ada pemberitahuan sebelumnya, sehingga calon konsumen (baca: penumpang) bisa mempersiapkan diri. Yang terjadi pagi ini sama saja dengan latihan kebakaran tanpa pemberitahuan, bisa-bisa ada yang meninggal terkena serangan jantung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H