Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kemegahan yang Terpantul di Comberan

5 Januari 2011   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:56 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12942159971062532561

Beberapa waktu yang lalu aku menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah kompleks mewah di bilangan Jakarta Barat yang terdiri atas beberapa bangunan apartemen dan dua pusat perbelanjaan. Beberapa di antara kalian pasti sudah bisa menebak, kompleks manakah yang kumaksudkan. Orang-orang--biasanya sopir angkot dan kondektur bus--menyebutnya "Taman Anggrek," padahal di situ ada Central Park juga. Koridor yang ada di situ sepertinya mendapat subsidi tambahan, karena berlantai beton, tidak seperti yang kebanyakan. Karena kebetulan membawa kamera digital dan masih berada di luar pagar, kusempatkan untuk memotretnya (biasanya kalau sudah di dalam, petugas melarang pengunjung untuk memotret). Dari kejauhan, gedung-gedung itu terlihat mewah dan megah, sangat menarik hati dan membuatku tak sabar untuk memasukinya. Namun, semakin kudekati, ada pemandangan lain yang sangat kontras dengan apa yang kulihat tadi. Sungai yang melintas di depan kompleks itu terlihat hitam legam, dan itu jelas bukan karena terbakar matahari. Sampah-sampah bertaburan di atas permukaannya, berkilat-kilat memantulkan cahaya matahari, seperti melihat langit malam rasanya. Untung saja baunya tak mampu menjangkau hidungku yang berada sekitar dua puluh meter di atasnya. Salah satu hasil bidikanku menampakkan kemegahan gedung-gedung yang terpantulkan di sungai comberan itu. Aku jadi teringat sabda Sang Guru, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." Mungkin pengelola gedung itu beranggapan bahwa sungai comberan itu bukan tanggung jawab mereka karena ada di luar pagar, akan tetapi bukankah kebaikan lingkungan sekitar juga merupakan kebaikan kita juga? Di tahun yang baru ini, aku berdoa dan berharap agar kita semua tak menjadi seperti kompleks megah itu, yang hanya mementingkan pencitraan daripada kualitas pribadi. Semoga kita juga tidak menjadi orang-orang egois yang hanya mementingkan kepentingan pribadi, tetapi menjadi orang-orang altruis, yang mau berkorban demi kebaikan orang lain. Selamat menyongsong tahun baru 2011, semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik. Tuhan memberkati! [caption id="attachment_83179" align="aligncenter" width="300" caption="kemegahan di comberan/philip ayus"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun