Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Awas, Pamflet Gelap!

28 November 2010   16:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12909603291277773030

Hari Sabtu (27/11) aku jalan-jalan ke kawasan Kota Tua, sekedar refreshing sambil nimbrung acara Festival Pembaca dan Penulis Kristen di Museum Mandiri. Pelan tapi pasti aku meluncur ke kawasan Kota Tua yang berlokasi di sekitar Stasiun Jakarta Kota. Hari sudah setengah jalan ketika aku sampai di sana. Mendung menggantung di langit, tapi sayang adanya tempat parkir yang terbuka, terpaksalah aku memarkir motor di sana. Dan benarlah, baru tiga menit memarkir motor, hujan deras mulai mengguyur. Terpaksa aku berteduh di tenda yang kebetulan ada di sana. Rupanya ada Festival Seni Jakarta juga. Agak lama akhirnya hujan reda juga. Segera kulangkahkan kakiku menuju Museum Mandiri. Setelah beberapa waktu di sana, mengambil beberapa gambar (baca: memotret) dan berbincang dengan beberapa kenalan, aku kembali menapaki trotoar menuju parkiran motor. Pegal juga kakiku meski sepertinya belum sampai sepuluh ribu langkah. Ah, aku masih kalah fit dengan Mbak Indy ternyata. Nah, di gedung Mandiri (kalau tidak salah), ada beberapa orang yang berkerumun di depan tembok seperti mahasiswa yang membaca pengumuman nilai ujian. Rasa penasaran pun muncul. Ada apa sih? Setelah kudekati, ternyata ada sebuah pamflet "kaleng" yang isinya memperingatkan pembacanya tentang beberapa orang yang "berbahaya" karena sering didapati melakukan tindak kejahatan. [caption id="attachment_77567" align="alignright" width="640" caption="pamflet gelap"][/caption] Pamflet tanpa identitas namun disertai nomor ponsel itu menyebutkan bahwa masyarakat, terutama pengguna layanan KRL, diharapkan hati-hati karena orang-orang yang gambarnya terpampang di situ seringkali melakukan penipuan dengan berbagai modus operandi. Berhubung sedang membawa kamera, maka langsung saja kufoto pamflet itu, hitung-hitung kenang-kenangan. Aku sih bukan pengguna layanan KRL, meski kerja dan tinggal di dekat Stasiun Juanda, jadi aku belum pernah melihat orang-orang yang ada di dalam pamflet itu. Yang terpikir dalam benakku adalah mengapa nama pembuat pamflet tidak disertakan di situ? Jangan-jangan itu sekedar politik praktis akibat persaingan sesama "orang jalanan" yang berebut rejeki di KRL. Atau, jangan-jangan pembuat pamflet itu pernah patah hati dengan Yayan atau Titin seperti yang disebutkan di situ? Ah, tak tahulah. Semoga informasi dalam pamflet gelap itu faktual, sehingga bukan sebuah fitnah. Kasihan juga kalau si Yayan atau Titin tidak melakukan seperti yang ditulis dalam pamflet itu, bisa-bisa semua orang mencurigai mereka ketika bertemu. Akibatnya, "mata pencaharian" mereka tertutup. Tetapi jika isi pamflet itu benar pun, rasanya masih mengganjal di hatiku, karena bagiku tidak etis. Keamanan barang-barang bawaan sudah barang tentu menjadi tanggung jawab pemiliknya. Yang jelas, selama waspada dan berhati-hati, tak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan? Salam waspada! :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun