Sebagaimana telah kita ketahui bersama, akhir-akhir ini Ibu Pertiwi sedang "disibukkan" oleh ulah si "kakek" bernama Merapi. Entah sudah berapa kali gunung api teraktif ini "batuk-batuk" dan mengeluarkan "isi perut"nya. Merapi memang fenomenal. Gunung berapi aktif setinggi hampir 3000 meter ini memiliki catatan sejarah yang kelam. Entah sudah berapa ribu jiwa yang tewas karena penyakit batuknya yang tak kunjung sembuh itu. Meski demikian, beberapa orang tetap saja memilih bermukim di sana, kemungkinan karena kesuburan tanahnya. Yang paling mengerikan dan ditakuti dari aktivitas Merapi adalah munculnya awan panas yang sering disebut sebagai "Wedhus Gembel," alias "domba," bisa jadi karena struktur awan yang menyerupai bulu domba yang bergelombang. "Wedhus Gembel" inilah yang kerap memakan korban jiwa. Dengan kecepatan luncuran sekitar 200 km/jam dan suhu 600 derajat Celcius, hampir dapat dipastikan tak ada yang bisa selamat darinya. Lain halnya dengan "Wedhus Gembel" yang turun dari puncak Merapi, "Wedhus Gembel" yang turun dari surga justru membawa kehidupan. Dialah Yesus, Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia, seperti dikatakan oleh Yohanes Pembaptis. Sebagai bagian dari ketentuan kitab Taurat, umat Israel memberikan persembahan berupa domba yang tak bercacat cela sebagai korban penghapus dosa. Di dalam adat-istiadat dan kehidupan masyarakat Yahudi, domba selalu berkait erat dengan pembebasan dan kehidupan. Tentu kita pernah membaca bagaimana kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, kan? Pada malam pamungkas dari sepuluh tulah Allah, setiap rumah bangsa Israel ditandai dengan darah domba supaya malaikat maut tidak menghabisi nyawa anak sulung mereka. Malam itu, semua anak sulung di kediaman-kediaman orang Mesir "dijemput" malaikat maut! Seperti domba yang dikorbankan dalam rangka membebaskan umat Israel dari tanah perbudakan, demikianlah Yesus Kristus Sang Anak Domba Allah telah mengorbankan diri-Nya untuk membebaskan seluruh umat manusia dari perbudakan dosa yang berujung kematian kekal. Dengan "darah Kristus" tertoreh di hati kita, kita tahu bahwa maut tidak lagi berkuasa atas kita. Puji Tuhan! "Wedhus Gembel" Merapi membawa kematian, tetapi "Wedhus Gembel Surgawi" membawa kehidupan. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati. :D [caption id="attachment_75164" align="alignnone" width="1032" caption=""][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H