Tak lama berselang ada gonjang-ganjing yang menyebutkan keluhan para peserta ujian CNPS karena mendapati sebuah pertanyaan yang sangat tidak terduga dan tak pernah ada dalam simulasi-simulasi tes CPNS manapun. Konon, pertanyaan itu ada pada lembar soal berkode 11-01, di grup B yang bernomor antara 30-40, yang bunyinya, "Mana lagu di bawah ini yang merupakan salah satu lagu dalam album ketiga Presiden SBY?" Meski dibantu dengan jawaban pilihan ganda, tentu saja 99,99% peserta tidak dapat menjawabnya.
Tes CPNS bukanlah tes sembarangan, karena mereka yang lolos akan mendapatkan posisi di institusi negara dengan segala nilai tambahnya. Karena tes ini bukan tes sembarangan, maka sudah seharusnya pertanyaan demi pertanyaan di dalamnya adalah pertanyaan yang tidak sembarangan pula. Akan tetapi, dalam tes CPNS Kemendag tersebut rupanya terdapat sedikit anomali. Dari sekian banyak pertanyaan yang seharusnya bisa diajukan, tim perumus tes justru memasukkan sebuah pertanyaan yang tidak logis dan tidak berhubungan dengan instansi penerima.
Kali ini, pikiran skeptis dan nakal saya membuat saya berpikir ke arah konspirasi. Seperti yang beberapa waktu lalu diberitakan, Gus Dur dipastikan mendapat gelar kepahlawanan. Malangnya, Soeharto "belum" mendapat gelar serupa dari negara. Nampaknya, ada konspirasi untuk "mengekalkan" nama SBY di berbagai bidang, salah satunya bidang musik, yakni melalui pemasukan nama beliau ke dalam soal tes CPNS tersebut. Ini adalah salah satu bentuk politik pencitraan SBY, meski pihak istana negara telah membantah dugaan keterlibatannya pada munculnya soal itu.
Jika memang benar istana tidak "memesan" pertanyaan tersebut, barangkali pemanggilan atau pemeriksaan terhadap siapa dan apa motif tim perumus soal tes CPNS tersebut bisa menjawab keraguan masyarakat. Akan tetapi, nyatanya hal itu tidak dilakukan. Narasumber dari Kemendag sendiri "hanya" menyatakan bahwa pertanyaan itu bisa saja tidak dihitung alias dianulir, namun keputusan akan diserahkan pada atasannya. Lebih lanjut, beliau memperhalusnya dengan pernyataan bahwa itu semata-mata untuk tes pengetahuan umum dan tidak ada maksud apa-apa.
Jika memang benar pertanyaan tersebut hanya untuk pengetahuan umum, mengapa lagu SBY yang ditanyakan? Pada kenyataannya, mayoritas peserta mengeluhkan pertanyaan tersebut, dan itu menunjukkan bahwa lagu SBY belum/tidak bisa dikategorikan sebagai pengetahuan umum. Lagipula, saya pikir semua orang pasti akan setuju bahwa lagu-lagu SBY bukanlah lagu umum, meski  konon sudah sampai album ke-3. Apakah SBY sebagai seorang pengarang lagu "lebih umum" daripada SBY sebagai seorang presiden? Mengapa tidak ditanyakan saja kiprah SBY sebagai seorang presiden, misalnya, "Mengapa SBY batal mengunjungi negeri Belanda?" Kalau pertanyaan ini, saya yakin semua orang tahu jawabannya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H