Saya percaya, bahwa bapak penjual nasi goreng yang saya beli tidak akan menambahkan racun atau bahan-bahan yang dapat membahayakan jiwa saya. Bapak penjual nasi goreng juga percaya bahwa saya akan membayar masakan yang dia buat. Berdasarkan kepercayaan antara satu dengan yang lain itu, terjadi transaksi jual beli yang menguntungkan kedua belah pihak. Saya merelakan memberikan sebagian uang saya untuk memperoleh makan malam. Bapak penjual merelakan tenaga, waktu, dan bahan-bahannya untuk memperoleh penghasilan. Seandainya saya mencurigai bapak penjual nasi goreng itu, saya tak akan mau membeli dagangannya. Hasilnya jelas: saya tidak mendapat makan malam. Seandainya si bapak juga tidak mempercayai saya (dan semua pembeli yang lain) maka dia tak akan mau membuat nasi goreng. Alhasil, dia akan pulang ke rumah dengan tangan hampa. Alangkah indahnya jika kehidupan ini dijalani atas dasar kepercayaan, bukan kecurigaan. Semua orang mendapatkan apa yang mereka butuhkan, sekaligus secara sukarela merelakan miliknya sebagai kompensasi. Jalanilah hidup di atas dasar kepercayaan, dan jika ada yang pernah mengecewakan, jangan langsung hinggap pada kecurigaan, melainkan biarlah kepercayaan itu tetap ada, namun didampingi oleh kewaspadaan. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H