Mohon tunggu...
Philip Ayus
Philip Ayus Mohon Tunggu... -

menjaga kewarasan lewat tulisan | twitter: @tweetspiring.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspadai Tante Tuti!

25 Mei 2010   03:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita mendapati berita tentang kecelakaan kendaraan bermotor. Sebagian kecelakaan tersebut diakibatkan oleh kerusakan pada kendaraan, seperti rem blong, ban pecah, as patah, dan sebagainya; atau kondisi jalan yang licin, gelap, atau berlubang. Namun sebagian besar kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kelalaian pengemudi, misalnya menyetir sambil mabuk, mengantuk, kurang perhitungan, terburu – buru, dan banyak alasan lainnya.

Untuk mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan pada waktu mengemudi, para pengemudi kendaraan bermotor perlu mewaspadai “Tante Tuti.” “Tante Tuti” sebenarnya adalah singkatan dari kondisi – kondisi jalan yang harus diwaspadai ketika mengemudi. Ingin tahu seperti apakah “Tante Tuti” itu? Mari kita simak yang berikut:

üTANjakan. Ketika melewati tanjakan, mesin kendaraan kita bekerja lebih keras, demikian juga dengan otot – otot tangan dan kaki kita. Mesin dan tubuh kita harus bekerja sampai 2 kali lipat dari kondisi jalan mendatar. Dalam kondisi seperti itu lebih baik tidak mengambil resiko dengan menyalip kendaraan yang ada di depan kita, karena untuk menyalip kendaraan lain kita harus menambah kecepatan, dan itu berarti kita harus menambah lagi kinerja mesin dan otot kita. Hal itu belum ditambah lagi dengan resiko tabrakan jika ada kendaraan lain yang melaju dari depan. Dalam kondisi jalan yang menanjak, kita juga sebaiknya menjaga jarak untuk menjagai kemungkinan kendaraan di depan kita tiba – tiba berhenti atau bahkan mundur karena tidak kuat menanjak. Pakailah persneling/gigi rendah ketika menanjak. Penggunaan persneling tinggi pada tanjakan bisa “memperpendek” umur mesin kendaraan kita.

üTErowongan. Terowongan juga tidak ideal untuk menyalip kendaraan lain, apalagi jika terowongan itu tergolong sempit. Ketika memasuki terowongan, pastikan lampu kendaraan kita menyala, untuk memberitahu keberadaan kita pada pengemudi kendaraan di depan dan belakang kita. Kita perlu meningkatkan kewaspadaan kita ketika memasuki sebuah terowongan, karena kondisi yang relatif lebih gelap daripada di luar (meskipun ada lampu!) dan juga karena adanya tembok di sisi kanan dan kiri yang mempersempit ruang gerak bagi kendaraan kita.

üTUrunan. Banyak orang merasa senang dengan turunan dan melaju turun tanpa mengurangi kecepatan, padahal hal tersebut sangat berbahaya. Kita harus mengetahui prinsip bahwa semakin tinggi kecepatan kendaraan kita, semakin kecil kendali kita atas kendaraan kita. Jika tiba – tiba ada yang melaju dari depan kita atau ada yang menyeberang jalan, kita akan sangat kesulitan untuk menghindarinya. Karena itu, tikungan juga kurang ideal untuk menyalip kendaraan lain. Kebanyakan orang juga hanya mengandalkan rem, sehingga melaju di turunan tanpa mengurangi persneling, padahal hal ini juga cukup berbahaya. Jika kita hanya mengandalkan rem pada saat turunan, maka kampas rem kendaraan kita akan cepat tergerus dan resiko rem blong pun akan semakin besar. Banyak kecelakaan di turunan diakibatkan oleh faktor rem blong ini. Untuk mengantisipasinya, pastikan persneling kendaraan kita berada pada posisi rendah, karena hal itu akan sangat membantu kita dalam mengendalikan jalannya kendaraan kita.

üTIkungan. Seperti halnya pada turunan, banyak orang juga yang tidak mau mengurangi kecepatan pada waktu melewati tikungan, padahal kondisi jalan yang menikung membutuhkan kendali yang lebih besar atas kendaraan kita. Pada tikungan, kita tidak bisa dengan leluasa melihat apa yang ada di depan kita karena terhalang oleh obyek yang ada di pojok tikungan. Dalam kondisi seperti itu sebaiknya kita mengurangi kecepatan dan menghindari menyalip kendaraan lain.

Memang kita harus senantiasa waspada ketika mengemudi, tetapi kita harus meningkatkan kewaspadaan kita setiap kali menemui “Tante Tuti.” Selamat melakukan perjalanan, berhati – hatilah, dan waspadai Tante Tuti!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun