Mohon tunggu...
Ayu Rizky Fitriani
Ayu Rizky Fitriani Mohon Tunggu... -

mahasiswi Akper pemerintah kabupaten serang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Keinginan dan Paksaan Orang Tua?

21 Oktober 2014   02:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:19 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

antara keinginan sendiri dan pilihan orang tua ?

pasti kalian pernah mengalami dalam posisi ini. Entah itu untuk memilih sekolah,kerjaan ataupun masalah pasangan hidup.

setiap orang tua pastinya tidak ingin melihat anak nya salah memilih jalan dan menyesali nya seumur hidup.

mungkin kita berfikir orang tua tidak adil karna selalu memaksakan kehendak nya kepada seorang anak,tapi kalau di pikir-pikir belum tentu yang menurut kita yang terbaik akan baik juga kedepannya.

saya pun pernah mengalami keadaan seperti di atas untuk masalah memilih sekolah.Dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi pun saya selalu di paksa,bukan kemauan sendiri tapi kemauan orang tua.

Dari kecil saya tidak pernah berfikir bisa terjun ke dunia kesehatan seperti sekarang ini, membantu orang sakit ,menolong lansia di panti jompo dan sebagainya.awalnya memang berat menjalani nya apalagi bukan keinginan sendiri,banyak hafalan banyak istilah yang terdengar asing yang sama sekali tidak pernah ada di sekolah menengah atas. Tapi setelah sudah hampir 2tahun ini saya kuliah di keperawatan ternyata seru juga apalagi kita sudah terjun langsung ke lapangan (dines), bertemu pasien keluarga pasien dan tenaga kesehatan lain nya seperti dokter,bidan,ahli gizi,fisiotheraphi dan lain lain.kita di ajarkan ramah tamah,bagaimana cara komunikasi dengan pasien yang bermacam-macam karakter nya,bagaimana menangani anak kecil,komter dengan pasien yang gangguan jiwa,lansia dll.

melihat pasien yang sakit jadi sembuh setelah dirawat,pasti sayapun punya kepuasan tersendiri.dulu memang terpaksa tapi sekarang terbiasa dan sudah menjadi panggilan hati untuk menolong orang orang yang sakit.apalagi  kalau ada orang rumah yang sakit bisa sedikit nya menolong pertolongan pertama,bisa melatih kalau suatu saat orang tua kita sakit juga hehe

Dulu memang saya selalu menyalahkan kedua orang tua saya dan selalu merasa psikolog saya tertekan.

kenapa saya tidak seperti teman-teman yang bisa bebas memilih sekolah sesuai keinginan dan kesukaan nya? kenapa saya selalu di tekan ?selalu di paksa?

dan sekarang terjawab orang tua mungkin sudah memplaning anak nya akan kemana.Mereka juga pastinya mempertimbangkan pendidikan untuk anak nya . kalau masuk ke sini, ini kelebihan nya dan ini kekurangan nya,kedepan nya seperti ini.

tapi seharusnya menurut saya orang tua hanya boleh mengarah kan nya saja dan tidak boleh memaksa keinginannya sendiri.harus bisa jadi orang tua yang bijak dan terbuka kepada anak nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun