Mohon tunggu...
Sang Hayu Rindrajati
Sang Hayu Rindrajati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah hobbyku,selain menulis membaca membuatku menjadi berwawasan luas... kuliah itu keinginanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Aku Disebut Anak Pembawa Sial

7 Juni 2012   09:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:17 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

menangis itu yang bisa aku lakukan ketika aku di sebut anak pembawa sial,aku tak tau kenapa semua menyebutku begitu,semua orang membenciku,menjauhiku,menghujadku,merendahkanku dan mengucilkanku.saat itulah aku putuskan untuk pergi jauh dari rumah,sekolah ku abaikan dan aku merasakan hidup sendiri,sangat tidak nyaman jauh dari kampung halaman,sendiri seperti tak punya rumah,tidur di tempat yang tak layak dan berbaur dengan para gelandangan,tapi di situlah aku mengerti arti hidup,ternyata masih ada yang lebih menderita dariku,setelah berbulan-bulan aku pergi,aku coba untuk kembali ke kampung halaman tapi yang aku rasakan masih sama,ingin rasanya aku teriak dan berontak tapi mulutku seperti terkunci,hanya sujud dan doa yang membuatku sabar sampai saat ini,meski semua jauh tapi aku merasa dekat dengan Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun