Mohon tunggu...
Ayu Resti Melinda
Ayu Resti Melinda Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panca Sradha Sebagai Dasar Keyakinan Agama Hindu

22 Maret 2023   11:36 Diperbarui: 22 Maret 2023   11:38 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama Hindu memiliki pedoman sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan beragama yakni berpegang teguh pada keyakinan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan akan adanya Tuhan sudah ada sejak adanya manusia dan disebut dengan Panca Sradha dalam agama Hindu. Panca Sradha berasal dari dua kata yaitu panca dan sradha, Panca berarti lima dan Sradha berarti keyakinan atau kepercayaan. Sehingga, Panca Sradha adalah lima prinsip utama atau kepercayaan Hindu yang harus dipatuhi dalam kehidupan keagamaan dan sosial untuk mencapai tujuan hidup dalam dunia ini. Dengan menerapkan lima keyakinan yang dimiliki agama Hindu yaitu (1) Brahman, (2) Atman, (3) Karma Phala, (4) Punarbhawa dan (5) Moksa. Tentunya sebagai dasar dalam mengamalkan ajaran Hindu, Panca Sradha harus diyakini oleh seluruh umat Hindu tanpa terkecuali. Namun kenyataannya tidak semua dari kita memahaminya. Masih banyak yang belum paham betapa pentingnya mengetahui ajaran dasar kita yaitu panca sradha.

Adapun bagian -- bagian dari panca sradha yaitu :

  • Widhi Sradha
  • Widhi Sradha adalah sebuah keyakinan akan adanya Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dipercaya keberadaannya meskipun tidak terlihat oleh mata biasa. Tuhan adalah pencipta, pemelihara, dan sebagai pelebur alam dan isinya. Tuhan diwakili dalam dua cara pandang dalam agama Hindu bersifat Nirguna Brahman dan Saguna Brahman. Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tak berbentuk, impersonal, tak terlukiskan, satu-satunya yang merupakan jiwa murni. Dia adalah satu dan Brahman tidak terpengaruh oleh maya dan paling sempurna. 

  • Saguna Brahman adalah dewa yang memiliki satu wujud, satu karakter, disimbolkan dengan atribut yang berbeda, sehingga dewa tersebut tampak jamak dan dinamai dengan banyak dewa. Percaya akan kebenaran keberadaan Ida Sang Hyang Widhi dapat dilakukan melalui ajaran Tri Pramana yang terdiri dari : (1) Sabda Pramana adalah seseorang yang meyakini akan keberadaan Tuhan melalui kesaksian (sabda Tuhan) yang disampaikan melalui kitab suci Weda yang diberikan kepada Maharsi, para orang bijaksana dan para Yogi.

  •  (2) Anumana Pramana adalah seseorang yang meyakini akan adanya Tuhan melalui analisis yang logis dan sistematis tentang apa yang ada di alam semesta ini. Pada ajaran ini mengajarkan bahwa alam semesta ini dan segala kejadiannya adalah ciptaan dan kehendak Ida San Hyang Widi Wasa. (3) Pratyaksa Pramana adalah seseorang yang meyakini akan adanya Tuhan karena orang tersebut dapat langsung mengalami dan melihat Tuhan ataupun manifestasinya tanpa perantara apapun, hanya orang dengan tingkat kesucian yang tinggi dapat mengalami hal ini contohnya seperti Maha Rsi.

  • Atma Sradha
  • Atma Sradha adalah sebuah keyakinan mengenai kebenaran Atman. Dalam kitab Upanishad tertulis bahwa "Brahman Atman Aikyam" yang artinya Brahman dan Atman adalah satu. Jadi, Atma dapat diartikan sebagai percikan kecil dari ida sang hyang widi wasa di dalam tubuh semua makhluk hidup yang disebut Parama Atman. Dari sudut pandang Hindu, penyebab utama kehidupan manusia adalah Atman. Dalam istilah yang lebih sederhana, Atman adalah jiwa atau roh yang bersemayam di dalam tubuh kasar semua makhluk hidup. Karena Atman sebenarnya abadi dan kekal, ia berada dalam proses yang dikenal sebagai reinkarnasi. 

  • Reinkarnasi sejati adalah hidup kembali dengan Atman yang sama seperti kehidupan sebelumnya. Atman memberikan kehidupan kepada semua makhluk hidup dan ketika Atman meninggalkan tubuh maka orang tersebut akan  meninggal. Atman yang menghidupkan tubuh disebut Jiwatman. Jiwatman dapat dipengaruhi oleh karma dan akibat perbuatan yang dilakukan  di dunia ini. Adapun Sifat-sifat dari Atma yaitu maha sempurna, tak terbakar, tak terlukai, tak terbasahi, tak terkeringkan, tak bergerak, ada dimana -- mana, kekal abadi dan selalu dalam keadaan yang sama.

  • Karmaphala Sradha
  • Karma Phala Sradha adalah keyakinan akan kebenaran dari keberadaan atau konsekuensi dari tindakan Karma Phala. Karma Phala terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta, karma dan phala. Karma berarti tindakan dan phala berarti pahala, pencapaian, hasil. Sehingga, karma phala berarti hasil dari perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Umat Hindu percaya bahwa perbuatan baik (subha karma) membawa hasil yang baik dan perbuatan buruk (asubha karma) membawa hasil yang buruk. 

  • Oleh karena itu, jika seseorang melakukan hal-hal yang baik, ia mendapatkan imbalan yang baik, begitu pula sebaliknya jika seseorang melakukan hal-hal yang buruk, ia akan mendapatkan imbalan yang buruk. Karma phala ini juga memberi kita keyakinan untuk selalu menyelaraskan tindakan kita dengan etika yang baik, mencapai tujuan yang baik dan selalu menghindari cara dan tujuan yang buruk. Karma Phala adalah yang memandu jiwa kita ke tujuan mereka setelah kematian. 

  • Sebagai dewa dharma, Sang Hyang Yamadipati memastikan bahwa semua manusia diadili sesuai dengan perbuatannya selama masa hidupnya, apakah akan masuk surga atau neraka. Adapun cara untuk membebaskan diri kita dari hukum karma yang mengikat kita pada semua keterikatan duniawi yaitu dengan mengubah tindakan dan perbuatan kita menjadi yoga. Kami percaya bahwa segala sesuatu yang ada dan akan ada berasal dari Ida Sang Hyang Widi. Dalam agama Hindu, karma phala dibagi menjadi tiga jenis yaitu : (1) Sanchita Karma Phala adalah hasil dari karma (perbuatan) sebelumnya dan hasilnya dapat dinikmati dalam kehidupan ini. (2) Prarabdha Karma Phala adalah salah satu bentuk Hukum sebab akibat yang muncul paling cepat dan dapat dirasakan hasilnya. Prarabdha Karma Phala mengajarkan umat Hindu untuk mengikuti jalan dharma (kebenaran). (3) Kriyamana Karma Phala adalah karma (perbuatan) yang dilakukan dalam kehidupan ini dan pahala (hasil) yang dinikmati di akhirat.
  •  
  • Punarbhawa Sradha
  • Punarbhawa berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu punar berarti lagi dan bhawa berarti menjelma. Punarbawa adalah kelahiran berulang yang mewujudkan suka dan duka dunia. Hal ini disebabkan oleh Jiwatman yang dipengaruhi oleh kesenangan duniawi dan kemudian dilahirkan kembali. Reinkarnasi sebagai manusia adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk memperbaiki diri kita sendiri. Punarbhawa adalah kepercayaan bahwa semua makhluk hidup mengalami reinkarnasi. Reinkarnasi atau Punabhawa disebabkan oleh perbuatan makhluk itu sendiri, baik yang dia lakukan di kehidupan ini maupun yang dia lakukan di kehidupan sebelumnya. Bahkan menyebut reinkarnasi Tuhan sebagai awatara, ia masih ingat kehidupan yang dia lalui. 

  • Sementara itu, manusia lupa akan kehidupan mereka sebelumnya. Reinkarnasi sangat bergantung pada Karma Phala karena jika phala dari perbuatan seseorang itu baik, maka besar kemungkinan orang tersebut tidak akan mengalami penjelmaan (reinkarnasi) lagi. Tapi tentu saja itu tergantung pada seberapa baik karma yang telah dia lakukan bahkan jejak perbuatan dan karmanya berbeda-beda. Jika hanya jejak perbuatan keduniawian saja maka jiwatman mudah tertarik pada keduniawian yang dapat mengakibatkan terlahir kembali. Ketika tidak ada jejak yang tersisa di jiwatman, maka tidak ada yang menariknya di dunia fana ini dan Atman menyatu dengan Brahman (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Ketika Atma bebas dari keterikatan duniawi dan sadar akan esensinya, ia tidak bereinkarnasi, tetapi kembali ke tujuan akhir manusia yaitu mencapai Moksha. Namun, saat kita terlahir kembali, kita belum tentu terlahir sebagai manusia yang hidup di Bumi. Semuanya berdasarkan atas karma.

  • Moksa Sradha
  • Moksa sradha adalah percaya pada kebenaran moksa. Moksha berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Muks berarti pembebasan dari keterikatan duniawi dan pembebasan jiwa dari siklus kelahiran dan kematian. Moksa adalah tujuan akhir umat Hindu yang terbebas dari karma phala dan reinkarnasi atau penderitaan. Moksha dapat dicapai ketika manusia dalam keadaan masih hidup dan juga pada saat manusia dalam keadaan telah meninggalkan dunia ini. Tujuan agama Hindu adalah 'Moksartham Jagadhitaya ca iti dharma' yaitu untuk mencapai moksha dan kesejahteraan manusia. 

  • Moksha adalah tujuan akhir hidup dalam agama Hindu. Jiwa yang mengalami Moksha tidak lagi mengalami belenggu keinginan dan keduniawian yang bersifat maya atau palsu. Jiwanya benar-benar bebas dari suka dan duka yang berasal dari duniawi. Seseorang yang telah mencapai Moksha mengalami kebahagiaan dan ketenangan sejati yang abadi. Untuk mencapai Moksa, atma dan dosa akan terpisah sedangkan Atma murni menyatu dengan Brahman. Untuk mencapai Moksa orang harus secara bertahap terlibat dalam doa, fokus pada Sang Pencipta dan melakukan semadhi. Dengan demikian, seseorang dapat membebaskan dirinya dari ikatan duniawi dan mencapai tujuan tertinggi untuk bersatunya Atma dengan Brahman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun