Mohon tunggu...
ayuputrimaulidia
ayuputrimaulidia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga

Saya merupakan pribadi yang memiliki hobi menulis, membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Malpraktik Kesehatan: Tantangan Terhadap Integritas dan Etika Profesional dalam Dunia Medis

9 Januari 2025   13:36 Diperbarui: 9 Januari 2025   13:36 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://realita.co/baca-35059-menelusuri-peran-integritas-profesional-dalam-mencegah-malpraktik-di-sektor-layanan-kesehatan

Dalam ranah medis, kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan merupakan fondasi yang sangat penting. Pasien menggantungkan harapan mereka pada dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya untuk memberikan perawatan optimal demi kesembuhan dan pemeliharaan kesehatan. Sayangnya, kasus malpraktik kerap muncul, mengancam integritas serta etika profesional yang seharusnya dijunjung tinggi dalam praktik medis. Fenomena ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam upaya menjaga kualitas pelayanan medis yang aman dan etis.

Apa Itu Malpraktik Kesehatan?

            Malpraktik kesehatan merujuk pada kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh tenaga medis dalam memberikan perawatan atau pengobatan kepada pasien, yang bertentangan dengan standar profesi medis yang berlaku. Malpraktik ini dapat berupa kesalahan diagnosis, pemberian obat yang tidak tepat, tindakan bedah yang tidak sesuai, hingga penanganan pasien yang tidak memadai. Secara keseluruhan, malpraktik berujung pada kerugian bagi pasien, baik dalam bentuk cedera fisik, komplikasi serius, atau bahkan kematian. Bagi pasien, malpraktik dapat memperburuk kondisi kesehatan, menambah penderitaan, atau memperpanjang waktu pemulihan. Dalam kasus ekstrem, dampak malpraktik bisa berujung pada cacat permanen atau kehilangan nyawa. Hal ini tentunya merusak kepercayaan yang telah dibangun antara pasien dan tenaga medis. Sementara itu, bagi tenaga medis sendiri, malpraktik dapat menghancurkan karier serta reputasi mereka, bahkan berujung pada pencabutan izin praktik atau tindakan hukum. Dampak malpraktik tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga berimbas pada sistem kesehatan secara keseluruhan. Tingginya frekuensi kejadian malpraktik dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi medis, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan di tingkat nasional.

            Berbagai faktor, baik individu maupun sistem, dapat menjadi pemicu terjadinya malpraktik kesehatan. Beberapa faktor utama di antaranya:

1. Kurangnya Pengalaman atau Kompetensi: Tidak semua tenaga medis memiliki tingkat keterampilan atau pengetahuan yang sama. Terutama bagi mereka yang baru memulai karier atau memiliki spesialisasi terbatas, ketidaktahuan atau kelalaian dalam pengambilan keputusan medis bisa memicu malpraktik.

2. Kelelahan dan Stres: Tenaga medis seringkali bekerja di bawah tekanan tinggi, dengan jam kerja yang panjang dan jumlah pasien yang banyak. Stres dan kelelahan dapat mengurangi konsentrasi dan kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.

3. Sistem Kesehatan yang Tidak Memadai: Ketidakberesan dalam manajemen rumah sakit, kekurangan sumber daya, atau kurangnya dukungan teknologi medis juga dapat menjadi faktor penyebab malpraktik. Ketika tenaga medis tidak memiliki akses yang memadai terhadap peralatan atau sistem informasi, kesalahan lebih mudah terjadi.

4. Keterbatasan Komunikasi: Komunikasi yang buruk antara pasien dan tenaga medis, atau antar anggota tim medis itu sendiri, sering kali menjadi akar masalah. Kesalahan dalam menyampaikan instruksi obat atau diagnosa bisa berakibat fatal.

            Malpraktik kesehatan sering kali menguji integritas dan etika profesional di bidang medis. Seorang profesional kesehatan seharusnya selalu berpegang pada prinsip-prinsip etika tinggi, termasuk menghormati hak pasien, memberikan perawatan terbaik, dan berkomitmen untuk menghindari segala bentuk kesalahan yang dapat membahayakan keselamatan pasien. Integritas profesional di bidang medis sangatlah krusial. Tenaga medis diwajibkan untuk menjalankan praktik dengan penuh transparansi, kejujuran, dan tanggung jawab terhadap setiap tindakan yang mereka lakukan. Ketidakmampuan seorang dokter atau tenaga medis dalam menunjukkan integritas ini dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan, tidak hanya bagi pasien tetapi juga bagi reputasi profesi medis itu sendiri. Di sisi lain, etika profesional mengharuskan tenaga medis untuk senantiasa mengutamakan kepentingan pasien. Hal ini berarti bahwa setiap tindakan medis yang diambil harus berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang tepat, serta bebas dari konflik kepentingan yang dapat merugikan pasien.

            Malpraktik kesehatan merupakan tantangan signifikan dalam menjaga integritas dan etika profesional di dunia medis. Dampak dari malpraktik tidak hanya dirasakan oleh pasien, tetapi juga oleh tenaga medis dan masyarakat luas. Oleh karena itu, pencegahan malpraktik harus menjadi prioritas utama dalam sistem pelayanan kesehatan, memerlukan keterlibatan semua pihak—tenaga medis, manajer rumah sakit, dan pemerintah. Dengan pendidikan yang memadai, sistem yang mendukung, dan komunikasi yang efektif, diharapkan dunia medis akan mampu mempertahankan kualitas dan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun