Mohon tunggu...
Ayu Oktaviana Miftahul Jannah
Ayu Oktaviana Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah healing terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivisme Pemuda dalam Dakwah untuk Menegakkan Islam Kaffah

12 November 2024   01:26 Diperbarui: 13 November 2024   11:28 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerapuhan para pemuda terutama generasi Z sangat terlihat pada masa sekarang ini. Persoalan demi persoalan harus dihadapi oleh generasi Z. Mulai dari UKT mahal, pengangguran dan gangguan mental. Bersliweran di media, kabar yang memperlihatkan betapa rapuhnya mental para pemuda. Selasa (22/10/2024), ditemukan remaja belum terdeteksi identitasnya, meninggal dengan dugaan bunuh diri di area parkir Metropolitan Mall di Bekasi.

Generasi muda tumbuh di tengah arus teknologi yang begitu deras. Di balik canggihnya teknologi yang memiliki manfaat yang luar biasa,  terdapat dampak negatif pada kesehatan mental generasi muda.  Fenomena fear of missing out (FOMO), merasa tertinggal dari aktivitas orang lain di media sosial, yang memicu kecemasan dan ketidakpuasaan terhadap diri sendiri.

Laporan dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 6,1% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Tidak hanya itu kecanduan teknologi yang kian serius di kalangan pemuda. Penggunaan gadget secara berlebihan, terutama di malam hari, menyebabkan gangguan tidur yang berpengaruh pada kesehatan mental.

Survei Kesehatan Indonesia (2023), mengungkapkan depresi sebagai penyebab utama disabilitas pada remaja, dengan generasi Z (15-24 tahun) tercatat paling rendah dalam mengakses pengobatan. Kondisi ini dapat memicu peningkatan masalah sosial seperti bunuh diri dan penyalahgunaan zat terlarang. Pemahaman yang baik mengenai faktor penyebab depresi pada kelompok ini menjadi kunci penting dalam penyusunan strategi intervensi (Kemenkes, 2023).

Sedangkan pengangguran di kalangan Gen Z Indonesia telah mencapai titik krtikal, yakni sebanyak 9,9 juta orang (22/10/2024). Dari data tersebut berarti sekitar 22,25 % total penduduk usia 15-24 tahun belum memiliki pekerjaan stabil.

Miris melihat keadaan ini, persoalan tadi dampak dari rusaknya aturan sistem demokrasi kapitalisme. Sistem kapitalisme berasas sekuler  menggiring kaum muda khususnya untuk jauh dari pemahaman agama. Mereka cenderung berperilaku mengikuti hawa nafsunya, ingin bebas bersikap tanpa aturan. Akibat sistem rusak inilah, tidak heran jika produk yang dihasilkan pun rusak, salah satunya hadirnya generasi terganggu kesehatan mentalnya, berpenyakit mental. Para pemuda sebagai "agent of change" dalam membangun sistem kehidupan yang shahih. Demokrasi kapitalisme menjauhkan gen z dari perubahan hakiki dengan Islam Kaffah.

Aktivisme Pemuda

Pemuda harus terlibat menjadi bagian dari solusi. Berkontribusi menyumbangkan "batu bata" untuk kembali tegaknya bangunan peradaban Islam. Langkah-langkah yang harus ditempuh pemuda agar peradaban Islam tegak kembali dengan melakukan aktivitas untuk diri sendiri, untuk masyarakat dan untuk umat, serta memberikan solusi problem lokal maupun problem global. Kontribusi paling besar untuk menjadi khairu ummah, menjadi penjaga Islam terpercaya, dan menjadi garda depan perjuangan Islam kaffah.

Hadapi Godaan

Setiap perjuangan pasti akan melewati godaan, tantangan dan ancaman. Qs. Ali Imran ayat 175 yang artinya, "Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman."

Peran Politik

Pemuda tidak boleh abai akan politik Islam. Yad'uuna ila al-khair yaitu pahami Islam kaffah, kemudian menyampaikan Islam kaffah, menyeru pada penerapan Islam kafah, dan ya'muruuna bil ma'ruf wa yan hauna 'anil munkar mengoreksi dan menasihati penguasa, serta mencegah kemungkaran.

Ketika generasi Z bergerak dalam dakwah, Peradaban Islam akan segera terbentuk kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun