Mohon tunggu...
Ayu Oktaviana Miftahul Jannah
Ayu Oktaviana Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah healing terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Momentum Maulid Nabi: Bukti Mahabbah Terhadap Nabi Muhammad SAW dengan Menjalankan Syari'atnya

16 September 2024   10:05 Diperbarui: 16 September 2024   13:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepemimpinan ala Rasulullah SAW

     Catatan sejarah membuktikan kepemimpinan Rasulullah telah membawa umat muslim pada model kehidupan ideal yang didambakan umat sepanjang zaman. Para ahli sejarah dan politik dunia mengakui role model kepemimpinan Rasulullah yang tiada bandingannya.  Dalam buku yang berjudul "Muhammad at Mecca" (Oxford University Press, 1958, 52),  William Montgamerry Watt tmenyebut (Nabi) Muhammad sebagai pemimpin berintegritas atau pemimpin yang berhasil membuktikan integritas fundamentalnya.

     Dr. Michael H. Hart, penulis buku The 100, A Ranking of The Most Influential Person in History, menulis, "Pilihanku untuk menempatkan Muhammad di urutan pertama dalam daftar orang yang paling penting dalam sejarah. Beliau satu-satunya manusia dalam sejarah yang merengkuh keberhasilan tertinggi dalam bidang agama dan dunia". 

Beliau telah menyelesaikan pesan agama dengan sempurna, menggariskan aturan-aturannya dan diimani oleh seluruh bangsa ketika dia hidup. Selain agama, dia juga mendirikan negara sebagai media menyatukan suku-suku dalam satu bangsa, menyatukan bangsa-bangsa dalam satu negara dan meletakkan dasar-dasar kehidupan agama. Beliaulah yang memulai misi agama dan dunia serta menyempurnakannya.

     Kepemimpinan Islam berfungsi sebagai raa'in (pengurus) dan junnah (penjaga) umat, dijalankan para pemangkunya sebagai amanah yang harus siap dipertanggungjawabkan hingga akhirat kelak. Pelaksanaan syariat kafah secara konsisten oleh negaralah yang menjamin kebaikan dan keberkahan hidup umat manusia, sebagaimana maksud diturunkannya, yakni menjaga akidah, nyawa, harta, nasab, dan kedaulatan negara.

     Sedihnya, kepemimpinan ala Rasulullah tidak ditemukan di zaman sekarang ini. Pemimpin muslim di zaman ini tidak sungkan bermanis muka dihadapan pemimpin kafir, rela menundukkan diri dan patuh atas kehendak politik musuh-musuh Islam hanya demi mendapatkan rida dan dukungan atas kekuasaan. Tidak adanya fungsi penjagaan akidah dan wibawa negara, krisis kepemimpinan juga tampak dari banyaknya persoalan yang membelit bangsa ini, mulai dari aspek politik, ekonomi, sosial, hukum, hankam, dan sebagainya.

Cinta Rasul, Cinta Syari'at

       Cinta adalah fi'l al-qalb (amal hati), tidak bisa dilihat secara langsung. Namun, cinta bisa dilihat dengan 'alamat (tanda) dan atsar (jejak)-nya. Sebagaimana seseorang yang tidak melihat ada unta, tetapi ada jejaknya, menunjukkan ada unta yang baru lewat di tempat itu. Qadhi 'Iyadh menyatakan,

اِعْلَمْ أَنَّ مَنْ اَحَبَّ شَيْئًا اَثَرَهُ وَاَثَرَهُ مُوَافَقَتُهُ وَإِلاَّ لَمْ يَكُنْ صَادِقًا فِيْ حُبِّهِ

"Ketahuilah bahwa siapa saja yang (mengeklaim) mencintai sesuatu (termasuk seseorang), maka ada tandanya. Tanda tersebut bersesuaian dengan kadar cintanya. Jika tidak ada buktinya, tidak benar klaim cintanya." (Ats-Tsa'alabi, Al-Jawhir al-Hasan Fii Tafsir al-Qur'an, 1/200).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun