Mohon tunggu...
Ayu Oktaviana Miftahul Jannah
Ayu Oktaviana Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah healing terbaik

Selanjutnya

Tutup

Trip

Nepal Van Java: Desa Wisata yang Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

17 Juni 2024   10:07 Diperbarui: 17 Juni 2024   11:43 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Magelang- Sebuah tempat yang bernama Dusun Butuh di daerah Temanggung, Kec. Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah mendapat julukan Nepal Van Java. Dusun yang terkenal dengan rumah penuh warna-warni di lereng Gunung Sumbing. Awal mula tempat ini dijuluki Nepal Van Java (Nepalnya versi Jawa) karena saat itu pada tahun 2019 ada seorang pendaki yang melihat pesona rumah penduduk Dusun Butuh yang seolah bertumpuk di lereng Gunung Sumbing dan menyandingkannya dengan pemandangan pedesaan Namche Bazaar di Nepal yang berlokasi di Pegunungan Himalaya. Pendaki tersebut mengunggah pesona pemandangan Dusun Butuh di media sosial dan seketika menjadi viral. Banyak yang penasaran, sehingga membuat mereka ingin mendatangi dan melihat langsung di tempat ini. 

Dusun Butuh dulu hanya jalur perlintasan biasa untuk para pendaki Gunung Sumbing, namun kini telah menjadi sebuah desa wisata yang tentunya juga berdampak baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Jalan dusun yang masih berupa tanah terjal, kemudian diajukannya proposal ke pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan agar para pengunjung lebih aman dan nyaman saat melewatinya. Pembuatan jalan pun dilakukan dengan gotong royong oleh warga setempat. Awalnya warga setempat ada yang pro dan ada yang kontra dengan pembuatan dusun ini menjadi tempat wisata.

 “Dulu tidak semua warga langsung setuju dengan menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata, alhamdulillah dengan berjalannya waktu para warga juga mendapat dampak baiknya,” ungkap penggelola Nepal Van Jawa. “Bahkan banyak pemuda yang merantau sekarang pada pulang untuk kontribusi dalam penggelolaan tempat ini”, (Jum’at, 24 Mei 2024). 

Para warga setempat memiliki lapangan usaha baru seperti membuka tempat kuliner, pemandu wisata, homestay atau penginapan, grup ojek, dan berjualan hasil kebun. Hanya dengan 10.000 rupiah, keindahan Nepal Van Java sudah dapat kita nikmati. Pendapatan dari tiket masuk digunakan untuk pengembangan Nepal Van Java. Homestay disini bervariasi ada yang menyediakan fasilitas WiFi, water heater dan lain-lain. Tarif ojek keliling mulai dari Rp.50.000. Kemudian untuk hasil kebun terdiri dari sayur-mayur. 

Nepal Van Java ramai dikunjungi wisatawan ketika musim liburan. Tidak hanya wisatawan lokal para turis mancanegara pun turut penasaran dengan keelokan pemandangan Nepal Van Java. 

Berada di ketinggian sekitar 1.700 mdpl membuat daerah ini selalu berkabut seakan negeri di atas awan. “Senang bisa melihat langsung Nepal Van Java, tapi karena habis hujan ya, berkabut jadi tidak begitu jelas jika diabadikan di handphone,” ujar salah satu pengunjung Nepal Van Java, (Jum’at, 24 Mei 2024). 

Terdapat berbagai spot diantaranya Taman Depok, Teras Nepal, Teras Masjid, jembatan kaca, playground, dan berkemahan. “Kami terus berusaha untuk mengembangkan Nepal Van Java menjadi lebih banyak destinasi lainnya,” kata pengelola Nepal Van Java

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun