Baru-baru ini media digemparkan dengan sebuah tragedi terbongkarnya penyelundupan hewan langka asal papua yaitu kakak tua jambul kuning yang sejak 2007 lalu dikategorikan sebagai hewan yang hampir punah. Penyelundupan dilakukan dengan mengemas burung tersebut dimasukkan kedalam botol air mineral satu persatu.  Dan penyelundupan dilakukan dengan perjalanan kapal selama 5 hari perjalanan dari maluku hingga pelabuhan tanjug priuk Surabaya.
Pada tahun 2007 jumlah yang masih hidup di alam bebas kurang lebih sekitar 7000 ekor, maka dari itu hewan yang memiliki bulu putih ditubuhnya dan jambul berwarna kuning  dikepalanya masuk kategori hewan yang hampir punah. Kejadian penyelundupan tersebut membuat kita miris bukan hanya burung langka yang diperjual belikan namun juga cara perlakuan mereka terhadap burung-burung tersebut dengan cara mengemas kedalam botol  air mieral ukuran 1,5 liter yang dikemas sedemikian rupa. Dengan kondisi yang demikian sempit dan dimasukkan kedalam jeriken minyak selama perjalanan 5 hari  membuat burung-burung langka tersebut kekuranngan oksigen untuk bernafas dari 21 akhirnya beberapa yang mati banyak juga yang lemas karena kehilangan oksigen.  Kalau boleh dikata orang yang berbuat sedemikian itu tidak memiliki perasaan perikehewanan dan rasa kasih sayang terhadap makhluk hidup.
Kejadian ini membuat kita menyayangkan sekali jika harta yang menjadi kebanggaan negeri diperjual belikan hingga diperlakukan dengan tidak semena-mena. Â Memang lah iming-iming uang sekitar Rp 32 juta membuat seseorang tidak sadar bahwa perbuatannya akan membuat kerugian yang lebih besar lagi. Undang-undang perlindungan satwa memang belum cukup membuat jera para pengepul dan pemburu burung langka tersebut. Ditambah lagi permintaan pasar yang sangat tinggi terhadap satwa papua berparuh bengkok dan berjambul kuning ini sangatlah tinggi. Sehingga orang-orang berlomba untuk mencari untung dengan berburu unggas liar asal papua tersebut
Maka dari itu sudah sepantasnya kita sebagai warga negara Indonesia untuk selalu menjaga keseimbangan alam dan mencintai alam Indonesia kalau bukan kita siapa lagi??. Â Sudah cukuplah penyelundupan tersebut dilakukan. Semoga kedepan alam indonesia terjaga dengan baik sebagai rasa syukur kita atas alam yang diciptakan Tuhan untuk kita selalu jaga. agar nanti anak cucu kita dapat menikmati apa yang kita nikmati sekarang.
semoga bermanfaat mohon maaf jika terdapat kesalahan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H