Ternyata, zaman sekarang nggak cukup memberikan apresiasi buat orang yang berbuat baik dengan mengucapkan terima kasih. Terima kasih harus dilengkapi dengan mengcapture chat orang dan mention orang itu terus diupdate deh ke instastory. Contohnya, saya minta dibeliin buku terbitannya kompas sama temen saya. Saya bilangnya lewat line nih. Singkat cerita, teman saya mau beliin. Saya girang banget dan mengupdate itu di instastory. Agak-agak norak sih. Tapi ya udah, yang penting eksis.
5. Buat media jualan
Nah, kalau ini agak mendingan. Nggak cuma eksis, tapi juga menghasilkan. Instastory jadi jalan untuk menjemput rezeki. Kalau jualan jilbab di instagram terus ada promo yang cuma berlaku satu hari, biasanya diupdate di instastory. Siapa tahu ada yang mau beli. Daripada pamer-pamer tidak jelas, lebih baik jualan sesuatu di instastory.
Di zaman sekarang, instastory sudah jadi kebutuhan buat eksis. Tinggal kita yang bijak menggunakannya. Pilah dan pilih momen yang memang layak untuk dibagi. Karena tidak semua momen perlu dibagi. Dan yang penting, luruskan niat untuk berbagi di instastory. Misalnya untuk memotivasi orang lain atau untuk menjemput rezeki.
Kalau lagi sakit, baper atau marah, jauh-jauh deh ama instastory. Lebih baik tarik nafas dalam-dalam dan berdoa aja. Oke?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H