Mohon tunggu...
Ayu Nofitasari
Ayu Nofitasari Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

Seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Teknologi Informasi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Produk Olahan Ikan Patin Poklahsar Curi Perhatian dalam Kunjungan Geopark Nasional di Desa Kendalbulur

25 Agustus 2024   18:17 Diperbarui: 25 Agustus 2024   18:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulungagung, 8 Agustus 2024 - Desa Kendalbulur, menjadi salah satu dari beberapa lokasi di Kabupaten Tulungagung sebagai tempat kunjungan Komite Nasional Geopark Indonesia dalam rangka Verifikasi Lapangan Geopark Wadjakensis Tulungagung "The Home of Wadjak Man". Lebih spesifik lokasi yang dikunjungi di Desa Kendalbulur adalah Sentra Budidaya Ikan Patin Pokdakan Mina Kendalbulur Lestari, atau biasa disebut dengan Kampung Patin.

Sebelumnya Komite Nasional Geopark Indonesia telah mengunjungi dan melakukan monitoring terhadap beberapa tempat, antara lain Geoheritage Gunung Api Purba Budheg, Geoheritage Gua Arkeologis Tenggar, Geoheritage Ketidak Selarasan Winong (Puncak Jowin), Geoheritage Telaga Mburet, Geoheritage Wadjakensis, dan Kawasan Workshop Pengrajin Marmer. Setelah kunjungan tersebut mereka pun melanjutkan perjalananya ke kampung patin.

Dalam kunjungannya Komite Nasional Geopark Indonesia disambut hangat oleh Pemerintah Desa Kendalbulur, Anggota Pokdakan Mina Kendalbulur Lestari, Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar), maupun Tim PPK Ormawa BEM-U UBhi yang betugas mendampingi Poklahsar dalam memperkenalkan produk olahan mereka.

Pengenalan produk olahan ikan Patin
Pengenalan produk olahan ikan Patin

Poklahsar didampingi Tim PPK Ormawa BEM-U UBhi PGRI memperkenalkan produk unggulan olahan dari ikan patin, yaitu keripik kulit ikan patin dan kerupuk samiler ikan patin. Produk tersebut sudah menjadi bagian dari buah tangan dalam berbagai acara di Desa Kendalbulur.

Staf Komite Nasional Geopark Indonesia mengungkapkan bahwa awalnya dia ragu untuk mencoba olahan dari ikan patin karena takut rasanya amis, tetapi setelah mencoba makanan tersebut dia terkejut karena rasanya tidak amis sama sekali, bahkan rasanya enak, renyah, dan gurih. "Awalnya saya ragu karena takut amis, tapi setelah mencoba, saya benar-benar terkejut. Rasanya sangat enak dan sama sekali tidak amis," ungkap salah satu anggota Komite Nasional Geopark Indonesia.

Setelah mengenalkan produk olahan dari ikan patin, Pokdakan mendampingi Komite Nasional Geopark indonesia untuk meninjau kolam ikan patin. Ketua Pokdakan juga menjelaskan secara cermat tentang pengelolaan dan pembudidayaan ikan patin.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan produk olahan ikan patin dari Poklahsar Desa Kendalbulur dapat semakin dikenal luas dan membuka peluang pasar yang lebih besar. Selain itu, keberhasilan Kampung Patin bersama Poklahsar dalam mengolah potensi lokal menjadi produk unggulan juga dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun