Mohon tunggu...
Ayunita Kurnia Ningsih
Ayunita Kurnia Ningsih Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Single fighter of fastabiqul khairat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Presiden Pemberi Harapan Palsu

8 April 2013   09:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:32 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365386775752272599

Memang presiden juga manusia, manusia itu selalu identik dengan janji-janji yang dengan mudah diucapkan tapi kebanyakan susah untuk direalisasikan, dalam bahasa gaul anak jaman sekarang PHP (pemberi harapan palsu). Ya seperti presiden kita sekarang.

Kenapa saya bisa menulis demikian dikarenakan malam sabtu pada tanggal 5 April 2013  kemarin, saya menonton acara tv yaitu KickAndy. Tayangan umum yang umum yang menurut saya sangat menarik dan para petinggi/pejabat seharusnya tersentuh dan sadar diri setelah nonton acara-acara yang sebenarnya menyinggung kehidupan mereka. Jadi malam sabtu kemarin acara KickAndy menceritakan perjalanan seorang journalist yang ingin mengubah kota kelahirannya dengan kedamaian. Namun sayang tak seperti harapan yang alm. Inginkan, alm. Meninggal ditempat alm. bekerja. Muhammad Ridwan Salamun (alm. yang menurut rekan kerja beliau adalah orang yang sangat keras), seorang journalist yang pada saat itu berpergian keluar kota untuk tugas pekerjaan. Meninggalkan anak dan istri beliau yang sedang mengandung, tak disangka tugas meliput berita tersebut adalah tugas yang benar-benar terakhir beliau lakukan demi menuntut kedamaian kota kelahirannya, Tual (Maluku-Ambon).

3 tahun berselang kejadian dan meninggalnya alm. Muhammad Ridwan Salamun, kini aku berpikir bahwa journalist adalah salah satu pahlawan tanpa tanda jasa. Pengorbanan seorang journalist patut diacungkan jempol, karna secara tidak langsung journalist lah yang bekerja setiap hari demi mengupdate informasi dan kasus-kasus dinegri kita ini demi menuntut keadilan. Journalist berdiri dan mengejar-ngejar para bintang kasus demi mengupdate kebenaran yang ada, tapi apa yang mereka dapat ? kekerasan dari oknum-oknum yang seharusnya melindungi mereka (journalist).

Kembali ke kasus alm.Muhammad Ridwan Salamun yang meninggal di TKP pekerjaan saat beliau meliput karena dikeroyok massa yang tak diketahui dari mana motif dari mereka mengeroyok alm.Muhammad. Kini keluarga alm. hanya bisa mengenang dan berdoa untuk alm. agar beliau diterima disisi-Nya. Amin.

Saodah, istri alm. yang ditinggalkan dalam keadaan hamil kemudian keguguran angat menyesali kepergian suami tercinta, karena sejak kepergian tersebut tak ada keadilan yang seharusnya meliputi keluarga mereka. 3 pengeroyok yang awalnya dibebaskan dalam persidangan dan hanya membayar denda sebesar Rp. 1.000-, namun pada akhirnya hanya dikenakan sangsi penjara 4 tahun sangat memukul 2 kali kepala Saodah. Keputusan pengadilan yang tidak adil itu sangat, sangat, dan sangat mengecewakan Saodah. Kebenaran dan keadilan yang ada didalam pancasila yang telah diresmikan bersama hanyalah wacana yang tertempel ditengah-tengah foto pak pres and wapres. Ditambah lagi ucapan belasungkawa yang diberikan oleh Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berupa beasiswa yang diberikan langsung untuk anak alm. belum terealisasikan hingga sekarang. Kenapa pemimpin Negara yang harusnya kita banggakan menjadi makin mengecewakan ? Bapak jangan beri kami harapan palsu ~

Kenapa negara kita semakin kejam ? karena pemimpin yang kejam

Kenapa rakyat kita tak pernah sejahtera ? karena tidak adanya keadilan yang seharusnya menyelimuti rakyat kita

Kapan kita akan mencapai suatu tujuan yang adil dan makmur ?

NB : maaf jika ada ketidaksamaan informasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun