Mohon tunggu...
Ayuni Meidiana Putri
Ayuni Meidiana Putri Mohon Tunggu... Akuntan - A teenager

_ayuniputri on insta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benar dalam Beretika

1 Maret 2020   20:10 Diperbarui: 1 Maret 2020   20:05 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Baik buruknya etika tidak dilihat dari pendidikan seseorang. Seseorang yang tinggi pendidikannya belum tentu memiliki etika yang baik. Kita diajarkan beretika mulai dari lingkungan keluarga. Orang yang pertama kali mengenalkan etika kepada kita adalah orang tua kita sendiri. Peran orang tua sangat besar dalam menentukan etika anaknya.

Masyarakat Indonesia, sampai sekarang, sebagian masih memiliki etika yang tidak sesuai dengan kententuan. Masih ada beberapa orang yang sering melontarkan hal - hal yang tidak semena, contohnya, sampai saat ini masih terjadi, seperti body shamming. Kecenderungan masyarakat kita, sampai sekarang, masih menempatkan penampilan seseorang sebagai indikator yang digunakan dalam menilai seseorang. Yang berpenampilan menarik dipuji bak bidadari, sedangkan yang kurang menarik, dilirikpun tidak sama sekali.

Orang yang menilai orang lain dari penampilannya adalah salah satu contoh etika yang kurang baik. Mereka menilai orang lain berdasarkan 'katanya'. Itulah kebiasaan manusia. Mereka tidak pernah tahu, dampak yang dirasakan korban akan sangat besar. Korban akan merasa tersudut lalu tidak percaya diri dan yang paling berbahaya, korban akan bunuh diri.

Berbeda halnya dengan orang yang menilai orang lain dari dalam. Orang yang sungguh - sungguh menilai orang lain akan melihat dari sisi positifnya. Kebaikan seseorang akan membuat orang itu menjadi indah bagaimanapun fisiknya. Tidak peduli seperti apa penampilan seseorang, ketika ia memiliki akhlak mulia, hilanglah semua kekurangan yang terlihat.

Penampilan luar orang belum tentu menggambarkan pribadinya, bahkan seringkali kita terkecoh kalau hanya melihat penampilan seseorang. Bukankah kita sering melihat orang yang tampaknya sopan dan halus, ternyata tabiatnya suka menghasut, kutipan KH. A. Mustofa Bisri. Dengan demikian, beretika lah dengan benar. Percuma jika pendidikan tinggi, tetapi etika rendahan. Sia - sialah ilmunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun