Malang - Peristiwa gas air mata di Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 135 jiwa masih menyisakan banyak air mata. Banyak keluarga yang masih menuntut keadilan atas kasus penghilangan Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi dua tahun lalu. Oleh karenanya, banyak lapisan masyarakat yang masih mengenang fenomena pilu ini lewat berbagai agenda, salah satunya agenda pameran mengenai usut tuntas ini.
Melalui pameran ini kita dihimbau agar tidak pernah lupa akan tragedi tragis ini. Mereka menampilkan banyak hal dalam pameran ini mulai dari mading informasi, karya para aktivis yang peduli akan peristiwa ini, video yang menampilkan opini teman-teman sesama aktivis, hingga beberapa bukti kejadian seperti plat nomor yang sudah sedikit rusak dari tragedi Kanjuruhan.
Ibnu, salah satu panitia dari pameran usut tuntas yang juga merupakan Menteri Kastrad FIB UB mengatakan bahwa pameran ini diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB di bawah kendali Kementrian Bagian dan Aksi Strategi KASTRAD UB. Ia mengatakan bahwa pameran ini telah diadakan selama dua tahun berturut-turut di lokasi yang sama yakni gedung A FIB UB.
"Aku tidak bisa menjamin kalau acara ini akan diadakan terus ke depannya, tapi tahun lalu acara ini terselenggara di sini dan tahun ini juga. Aku tidak bisa menjamin karena setiap tahun kita ada pergantian, tapi aku akan menyarankan untuk terus mengadakan karena sudah memiliki kedekatan batin dengan teman-teman keluarga korban dan para aktivis aksi Kamisan," ungkapnya sore itu.
Ia juga mengatakan bahwa BEM sekota Malang dan para aktivis Kamisan juga telah memiliki rencana untuk mengadakan demonstrasi di berbagai titik. Mereka tidak berfokus di satu titik dan salah satu titik tersebut adalah gedung DPRD Kabupaten Malang FIB UB. Ia bekerja sama dengan banyak mahasiswa dan para suporter yang masih peduli dengan kasus ini.
"Aku cuma mengharapkan masyarakat tidak akan lupa akan tragedi pelanggaran HAM terbesar nomer dua di dunia dalam hal tragedi dunia sepak bola. Kalau kita lupa, pemerintah akan semakin senang, pemerintah akan melupakannya, dan siapa lagi yang akan mengingat hal ini," lanjut Ibnu.Â
Selain itu Ibnu juga mengatakan harapannya agar kejadian serupa tidak akan terjadi lagi ke depannya. Ia yang notabene berasal dari luar Malang yaitu dari Aceh berharap kejadian memilukan seperti ini tidak terulang baik itu di Aceh atau dimanapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H