Mohon tunggu...
Ayuning Wulan Anugrah Putri
Ayuning Wulan Anugrah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggali Inspirasi dari Film "Jembatan Pensil": Sebagai Media Pembelajaran

15 Maret 2024   22:14 Diperbarui: 15 Maret 2024   22:24 4265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era sekarang ini, film memberikan hiburan pada penonton, namun tidak hanya sekedar hiburan. Film juga mengandung unsure pendidikan yang bertujuan untuk merubah perilaku seseorang baik itu kognitif, afektif aupun psikomotor.

 Salah satu pengaruh positif yang disampaikan  melalui film Jembatan Pensil yaitu penanaman nilai pendidikan,  kebudayaan, kesalehan sosial, karakter dan moral.

Film termasuk salah satu media pembelajaran  yaitu sebagai media Audio Visual Aid atau (AVA) suatu alat yang dapat memvisualisasikan sesuatu sekaligus memberikan informasi atau pesan audio yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 

Film pendidikan merupakan suatu kemasan film yang lebih mementingkan rasa dari pada harga yang salah satunya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dari film Jembatan Pensil mengandung sebuah unsur yang didalamnya terdapat pembentukan moral serta nilai-nilai pendidikan yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

Film karya Hasto Bruto yang dirilis pada September 2017 mengusung isu pendidikan di Sekolah Dasar yang dienyam oleh anak-anak pelosok desa Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.

Film ini menceritakan lima anak sekolah dasar bernama Ondeng, Inal, Azkal, Nia dan Yanti yang berjuang mencari pendidikan dari guru mereka di sebuah sekolah gratis. Inal dan Ondeng sama-sama memiliki keterbatasan fisik dan mental. Inal adalah anak tuna netra sedangkan Ondeng terbelakang secara mental. Keterbatasan yang mereka miliki tak pernah sedikitpun melunturkan niat mereka mencari pendidikan.

Film tersebut dikisahkan sebagai sesuatu pendidikan yang sulit diakses karena berbagai kendala salah satunya ketidakmerataan pendidikan yang disebabkan oleh keterbatasan fasilitas pendidikan dan kurangnya kepedulian masyarakat.

 Dengan berbagai keterbatasan namun empat anak tokoh yang terdapat difilm tersebut tidak patah semangat dalam mencari ilmu, juga sikap dan perilaku mereka yang terpuji sehingga memunculkan pendidikan akhlak yang patut untuk dicontoh dalam film ini.

Pada film ini, jembatan yang  rapuh  akhirnya rubuh saat keempat anak ini melintas. Musibah ini tak lantas mematahkan semangat mereka bersekolah. Mereka bercita-cita kembali membangun jembatan yang setiap hari mereka lalui itu.

 Menonton film tersebut sangat disarankan khususnya bagi anak-anak sehingga dapat merangsang atau memotivasi anak untuk belajar. Ketika motivasi sudah timbul dalam diri seseorang maka akan timbul semangat dan bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan selalu bersikap optimis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun