Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerita Fabel: Koji, Kucing Kecil yang Berusaha Berdamai dengan Dirinya Sendiri

7 Januari 2021   23:03 Diperbarui: 7 Januari 2021   23:06 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kucing oleh Grid.Id

Fabel, berasal dari bahasa latin fabula. Cerita fabel merupakan cerita fiksi yang banyak menggambarkan tentang budi pekerti manusia yang digambarkan dengan binatang sebagai tokohnya. Jenis cerita ini merupakan salah satu hal yang digandrungi oleh anak kecil. Jika dulu terkenal momen saat akan tidur anak-anak dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Saat ini dongeng sudah lebih luas dalam pengaplikasinya. Selamat menikmati secuplik cerita fabel pengendalian diri berikut...

Terlahir sebagai satu-satunya anak yang hidup dalam sebuah keluarga yang cukup mampu. Koji, seekor kucing kecil selalu dimanjakan oleh ibunya. Apa pun akan diberikan oleh ibunya, mau makan diambilkan, ada bahaya dilindungi. Hal itu dilakukan selain untuk kebahagiaan Koji, sang Ibu berharap lebih Koji akan terus bahagia bersamanya. Koji, merupakan satu-satunya anggota keluarganya yang saat ini masih membersamainya.

Hingga, suatu waktu, kondisi ekonomi keluarga Koji sedang diuji. Mau tidak mau, Ibu Koji mulai merintis dengan modal uang seadanya untuk membuka toko kecil-kecilan agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Proses adaptasi dari kondisi rumah sebelum ada toko yang terkesan sepi, kini menjadi sangat ramai karena kegiatan jual beli di toko Ibunya.

Masih di hari pertama sejak toko itu ada. Koji yang belum begitu terbiasa dengan keadaaan tersebut, mengeluhkan hal kecil kepada ibunya.

"Ibu, kenapa rumah kita menjadi ramai sekali dalam beberapa hari ini? Tak bisakah pembeli-pembeli itu berbicara dengan lirih saat sedang membeli barang?" keluh koji.

Ibunya yang baru saja usai membereskan toko yang tutup pada pukul 3 sore itu menghela nafas panjang lalu melihat ke arah koji sambil meraih tangannya.

"Nak, yang sabar ya. Namanya juga interaksi dengan banyak orang. Cukuplah kita bersyukur jika toko kita ramai. Dengan begitu kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan untuk Koji sekolah akan segera terpenuhi, Nak." Tutur ibunya dengan senyum.

Koji merasa kurang puas dengan pernyataan ibunya. Ia hanya bisa terdiam dan memasang muka cemberut tidak terima dengan ibunya langsung lari menuju kamarnya. Ibu Koji hanya bisa tersenyum sembari melihat Koji dari tempat ia berdiri.

Keesokan hari, pagi-pagi sekali setelah toko buka, terdengar suara motor vespa yang sedikit berisik knalpotnya seperti menuju toko Ibu koji. Ibu Koji yang sudah stand by di toko secepatnya memasang raut gembira sebagai persiapan menyambut calon pembeli itu. Belum juga sampai motor si pembeli berhenti, terdengar suara teriakan dari arah ruang keluarga.

"Ibu! Ibu! Takut! Koji takut sama suara berisik itu! Jangan dibolehin kesini! Koji takut, bu!" teriak Koji histeris.

"Koji, nak! Ada apa?" sahut ibunya sambil berlari menuju arah Koji dengan penuh khawatir karena tidak begitu terdengar jelas isi teriakan Koji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun